TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menyatakan telah mengidentifikasi ciri-ciri pelaku pelemparan dua bom molotov ke rumah Kapitra Ampera, yang menjadi calon anggota legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Ciri-ciri sudah kami identifikasi. Ada satu motor yang melempar bom molotovnya," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan, Rabu, 8 Agustus 2018, terkait dengan pelemparan dua bom molotov ke rumah Kapitra Ampera, yang salah satunya meledak.
Baca: Kasus Bom Molotov, Polisi: Rumah Kapitra Ampera Sudah Diintai
Pelemparan dua bom molotov di rumah Kapitra terjadi pada 6 Agustus lalu, sekitar pukul 19.07. Rumah Kapitra berada di Jalan Tebet Timur Dalam VIII Nomor 16 RT 02 RW 09, Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Saat itu, Kapitra tidak berada di rumah karena sedang menunaikan salat berjemaah di masjid.
Stefanus mengatakan telah menggali keterangan tiga saksi, baik dari keluarga maupun warga yang tinggal di sekitar rumah Kapitra. Selain itu, polisi telah melihat rekaman kamera pengintai atau CCTV yang terpasang di rumah tersebut.
Dari rekaman CCTV, terlihat ada satu sepeda motor yang dinaiki dua orang melemparkan dua bom molotov.
"Selain dua orang, juga ada beberapa orang yang kami identifikasi ada di sana waktu kejadian. Tapi kami fokus untuk mengidentifikasi pelaku yang melemparnya dulu," ucap Stefanus.
Polisi telah membawa serpihan bom molotov untuk diuji di laboratorium forensik. Sebab, meski tidak menghasilkan daya ledak besar, bahan pembuat kedua bom molotov itu tetap harus diidentifikasi. "Kalau motif masih diselidiki," tutur Stefanus.
Kapitra menilai insiden itu adalah bentuk kekerasan yang dilakukan orang-orang berpikiran dangkal. Sebab, kata dia, orang cerdas tak akan menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
Simak juga: Koalisi Pejalan Kaki Mau Polisi - Dishub Gencarkan Tertib Trotoar Lagi
Dia mengatakan, semenjak namanya muncul sebagai caleg, pelbagai ancaman datang silih berganti. "Ini orang-orang yang mencintai saya tidak mau kehilangan saya. Saya kan masuk PDIP," katanya. "Jadi dia kirimlah bunga molotov ke tempat saya."
Menurut Kapitra Ampera, CCTV memperlihatkan lima orang berada di sekitar rumahnya sebelum pelemparan bom molotov. Dua di antaranya berperan sebagai eksekutor, 2 orang masing-masing membawa sepeda motor menunggu di seberang rumah Kapitra, dan satu lainnya menyisir jalan.
IMAM HAMDI | LANI DIANA WIJAYA