TEMPO.CO, Jakarta - Praktik prostitusi diduga terjadi di seluruh 18 menara atau tower di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Sebarannya jauh lebih luas daripada yang sudah ditemukan polisi lewat pengungkapan sejumlah kasus selama ini bahwa praktik prostitusi itu ada lima dari 18 tower.
Baca:
Polisi: Prostitusi Ada di 5 dari 18 Tower Apartemen Kalibata City
“Bukan cuma lima, tapi semua towernya juga ada (pekerja seks komersial),” kata Farhan—bukan nama sebenarnya—seorang juru parkir di Apartemen Kalibata City, Kamis 9 Agustus 2018.
Ia mengatakan kebanyakan pelanggan langsung memesan lewat aplikasi percakapan seperti Wechat. Ini, dia menambahkan, sudah menjadi rahasia umum. “Saya juga sering mencoba tapi cuma buat iseng,” ujarnya.
Seorang petugas kebersihan di Apartemen Kalibata City menyatakan senada, bahwa praktik prostitusi ada di semua tower di Kalibata City. Dia menyebut dua tower paling ramai dan kentara. “Datang saja pas malam,” ucapnya.
Baca:
Ini Aneka Modus Prostitusi di Apartemen Kalibata City
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi mengatakan telah menangkap 32 orang dalam kasus terbaru. Dari jumlah itu, 17 adalah perempuan dan lima di antaranya anak-anak.
Kasus berawal dari penggerebekan di sebuah unit apartemen AH, Lantai 21 Tower Flamboyan pada 2 Agustus 2018. Saat itu tiga perempuan dan dua pelanggannya ditangkap sedang transaksi seks. Belakangan tiga orang ditetapkan sebagai tersangka.
Baca:
2 Agen Properti Terlibat Prostitusi di Apartemen Kalibata City
Ketiga tersangka yakni SBR alias Obay sebagai muncikari serta TM alias Oncom dan RMV. TM dan RMV adalah agen marketing properti di Apartemen Kalibata City yang memfasilitasi untuk memudahkan tindakan prostitusi.