TEMPO.CO, Tangerang - Krisis air bersih yang dialami lebih dari 64 ribu pelanggan Aetra Tangerang sampai hari ini masih belum teratasi.
Sejumlah pelanggan Aetra mulai menjerit karena kesulitan mendapatkan air bersih. "Gimana ini, mau sampai kapan air mati?" ujar Adang Rahmat, 56 tahun, pelanggan di Desa Bojong, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Sabtu, 11 Agustus 2018.
Baca: Krisis Air Tangerang, PT Aetra Janji Perbaikan Selesai Hari Ini
Karena sudah tiga hari tidak mendapatkan pasokan air bersih, pemilik warung makan ini akhirnya memasang jet pump dan menyedot air sumur yang tadinya telah ditutup permanen. "Mau enggak mau pakai air sumur lagi, padahal sudah lama ditutup," katanya.
Cara yang sama juga dilakukan oleh warga perumahan Talaga Bestari di Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang. Mereka mengaktifkan kembali sumur satelit dan sumur yang sudah lama ditutup. "Ini solusi satu-satunya saat krisis air seperti ini," kata Lola, 38 tahun, seorang ibu rumah tangga.
Warga berharap ada kepastian air Aetra akan segera hidup kembali. Sebab, air sumur yang mereka gunakan saat ini tidak layak diminum. Selain airnya keruh, air sumur berminyak dan bau. Warga hanya menggunakan untuk mandi dan mencuci.
Krisis air bersih Aetra Tangerang terjadi sejak Kamis siang, 9 Agustus 2018, akibat kerusakan pada pipa air baku Aetra Tangerang dengan diameter 800 milimeter. Akibat kerusakan itu, Aetra Tangerang harus menghentikan proses produksi air dan pelayanan kepada pelanggan di seluruh wilayah pelayanan karena ketiadaan air baku yang dipasok ke instalasi pengolahan air.
Sebanyak 64 ribu pelanggan domestik dan 300 industri di Kecamatan Sepatan Timur, Sepatan, Pasar Kemis, Sindang Jaya, Cikupa, Balaraja, Sukamulya, dan Jayanti terdampak gangguan ini.
Head of Corporate Commucation PT Aetra Air Tangerang Ira Indirayuni mengatakan kerusakan terjadi akibat pekerjaan perbaikan tanggul saluran irigasi primer Sungai Cisadane di Kecamatan Sepatan. Proyek ini bagian dari proyek rehabilitasi saluran induk dan sekunder Cisadane Barat yang dilakukan instansi di luar Aetra Tangerang dengan PT Bumi Karya selaku kontraktor pelaksana pekerjaan proyeknya.
Baca: 64 Ribu Pelanggan Aetra Tangerang Krisis Air, Ini Penyebabnya
"Kisdam (tanggul sementara) yang dibangun untuk keperluan perbaikan tanggul saluran irigasi mengalami kerusakan (jebol), sehingga air mengikis tanggul yang mengakibatkan pipa air baku yang tertanam di bawahnya terlepas dari sambungan," kata Ira.
Aetra telah mengirim air melalui mobil tangki untuk pelanggan rumah tangga dan industri yang membutuhkan. "Kami mohon maaf untuk ketidaknyamanan yang dialami pelanggan dan kami berusaha secepat mungkin untuk segera memulihkan pelayanan," kata Ira.