TEMPO.CO, Jakarta - Keraguan atas kesiapan kereta ringan atau LRT Jakarta untuk Asian Games menguat setelah jadwal uji operasi 10 Agustus 2018 kembali meleset. Uji operasi mundur setelah sertifikasi dan izin operasi dari Kementerian Perhubungan belum turun.
Baca:
Duh, LRT Jakarta Akhirnya Gagal Ikut Asian Games
Penelusuran Tempo, pekerjaan memang masih banyak dikebut di sepanjang rute 5,8 kilometer itu. Sekalipun jalur diklaim telah siap tapi fasilitas pendukung di stasiun terutama depo masih belum beres.
Proyek kereta ringan LRT Jakarta senilai Rp 5,3 triliun ini mengalami jatuh bangun dalam percepatan pekerjaan yang diembankan kepadanya. Sempat optimistis di awal lewat peran Presiden Joko Widodo dan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, proyek ini harus berjuang tidak hanya melawan waktu tapi juga musim dan anggaran di era gubernur berikutnya.
Berikut perjalanan proyek Kereta LRT Jakarta tersebut selengkapnya hingga jadwal uji operasi,
SEPTEMBER 2015
Dasar hukum pembangunan LRT di DKI Jakarta mengacu pada Peraturan Presiden No 99/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Provinsi DKI Jakarta. Peraturan yang ditandatangani Presiden Joko Widodo dikeluarkan dalam rangka percepatan pembangunan kereta api untuk mendukung pelaksanaan Asian Games 2018.
Untuk menegaskan Perpres tersebut dalam tataran teknis, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menugasi PT Jakarta Propertindo melalui Peraturan Gubernur Nomor 213 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan Prasarana Kereta Ringan.
JUNI 2016
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melakukan groundbreaking proyek terkait dengan agenda Asian Games 2018: Light Rail Transit koridor Kelapa Gading-Velodrome, arena equestrian di Pulomas, dan velodrome di Rawamangun.
NOVEMBER 2016
Presiden Joko Widodo meneken Peraturan Pemerintah Nomor 54 yang merupakan revisi dari PP Nomor 79 Tahun 2015. Dalam revisi terbaru, badan usaha milik daerah (BUMD) yang mendapat penugasan proyek strategis nasional bisa menunjuk langsung BUMD lain dan anak perusahaannya atau badan usaha milik negara dan anak perusahaannya. Revisi PP dibutuhkan agar Jakpro yang telah ditunjuk sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur kereta ringan ini bisa bekerja lebih cepat.
DESEMBER 2016
PT Wijaya Karya Tbk terpilih menjadi kontraktor utama pembangunan kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta. Nilai kontrak pembangunan rute Velodrome-Kelapa Gading Rp 5,295 triliun meliputi pembuatan fondasi, pembangunan rel, depo, dan stasiun. Wijaya Karya juga bertanggung jawab merancang sistem persinyalan, membuat pusat kontrol, dan menyusun pemungutan tiket otomatis. Daftar pekerjaan itu ditargetkan rampung dalam 610 hari.
Baca Halaman Berikutnya Perjalanan Proyek Sepanjang 2017