TEMPO.CO, Serang – Ritual aneh yang dilakukan raja kerajaan Ubur ubur dan pengikutnya setiap malam Jumat diklaim sebagai cara membuka kunci sejumlah bank di dalam dan luar negeri.
Baca juga: Ini Pengakuan Sang Raja Soal Awal Mula Nama Kerajaan Ubur Ubur
"Ritual supaya uang keluar. Kunci perbankan bisa dibuka," ujar Raja Kerajaan Ubur ubur Aisyah Tusalamaja Baiduri Intan seperti ditirukan Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Kota Serang Amas Tajuddin, Rabu 15 Agustus 2018.
MUI Kota Serang telah bertemu langsung dengan Aisyah selaku pendiri dan pimpinan aliran yang dinyatakan menyimpang dan sesat itu.
"Salah satu klarifikasi kami adalah soal kegiatan ritual mereka yang meresahkan warga sekitar," kata Amas.
Amas Tajuddin menambahkan ritual itulah yang membuat keresahan warga sekitar. Tadinya ritual hanya dilakukan setiap malam Jumat, tapi belakangan hampir dilakukan setiap malam hingga pagi hari.
"Ritualnya baca Yasin, tahlilan dan joget-joget pakaian musik," kata Amas.
Menurut Amas, ada 12 orang jamaah yang tinggal menetap di Kerajaan Ubur ubur yang telah dua tahun berdiri itu. Mereka berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera, Jawa Tengah dan Cilegon.
Kepada MUI Kota Serang Aisyah mengaku mendapatkan amanah dari Ratu Kidul untuk mencairkan uang di rekening dalam negeri dan rekening luar negeri di sejumlah bank. "Rekening dalam negeri bernama Muhammad dan rekening luar negeri bernama Maryam."
Salah satunya adalah soal pencairan uang di sejumlah bank dalam dan luar negeri itu. Menurut Aisyah, hanya dia sebagai Raja Kerajaan Ubur ubur yang bisa mencairkan uang itu.
Simak juga: Ritual Aneh Kerajaan Ubur Ubur, Diawali Yasinan Ditutup Joget
"Bisa dicairkan setelah mendapat SK dari Presiden Joko Widodo. Jokowi sudah mengutus orang untuk memberikan SK tersebut kepada Raja Ubur ubur untukmencairkan uang itu dalam pekan ini," kata Amas.
Kapolres Kota Serang Ajun Komisaris Besar Komarudin mengatakan masih melakukan penyelidikan terkait dengan adanya motif mencari kekayaan dalam Kerajaan Ubur ubur. "Masih kami dalami," kata Komarudin.