TEMPO.CO, Jakarta - Greenpeace Indonesia meminta pemerintah mencari solusi atas polusi udara Jakarta terutama karena saat ini ada perhelatan Asian Games ke-18. Menurut Greenpeace, kualitas udara di DKI Jakarta tergolong kategori tak sehat selama satu bulan terakhir.
Baca: Polusi Udara Jakarta Disebut Terburuk, Anies: Kenyataannya...
"Pemerintah harus mencari solusi nyata, karena mata dunia sedang tertuju pada Indonesia sebagai penyelenggara pesta olahraga terbesar se-Asia," ujar Juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu, dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Agustus 2018.
Bondan mengatakan selama satu bulan terakhir, setidaknya kualitas udara dalam 22 hari masuk dalam kategori tak sehat. Bahkan, kata dia, menurut versi aplikasi pemantauan udara AirVisual, Jakarta menduduki nomor satu predikat kualitas udara buruk di antara kota-kota besar di dunia pada 11 Agustus 2018.
"Angka rata-rata harian di stasiun pantau PM 2.5 di Kemayoran, Jakarta, milik BMKG menunjukkan angka 87,3 µg/m³," kata Bondan.
Stasiun pemantauan ISPU pada tanggal yang sama di Jagakarsa, Kelapa Gading dan Kebon Jeruk, milik Pemerintah DKI Jakarta saat itu juga menunjukkan kategori tak sehat.
Baca: Tanggapan Kepala BMKG Soal Polusi Udara Jakarta Dinilai Keliru
Menurut Bondan, pemerintah harus segera menekan sumber polusi yang menyebabkan kualitas udara Jakarta buruk. Hal ini, kata dia, harus dilakukan dengan jelas karena mencakup lintas kementerian dan kepentingan. "Mulai dari permasalahan transportasi, industri, sampai pembangkit yang harus dibatasi dan diatur secara ketat," ucapnya.
Sebelumnya, beberapa media asing juga turut memberitakan peningkatan polusi udara di Jakarta dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dikhawatirkan berdampak pada atlet yang berlaga di Asian Games 2018.