TEMPO.CO, Jakarta -PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tengah melakukan pengetesan sinyal pra sarana bernama System Acceptance Test (SAT) sejak 9 Agustus 2018 lalu. Corporate Secretary PT MRT Tubagus Hikmatullah mengatakan pengetesan itu akan berlangsung hingga September nanti.
“Kami mengetes sinyal dan listrik dengan kereta sebagai mediumnya,” ujar Hikmat ketika digubungi lewat telefon, pada Rabu, 22 Agustus 2018 soal tes dengan sebuah rangkaian MRT tersebut,.
Baca : Stasiun LRT Velodrome - Boulevard Utara Rampung Desember 2018.
Area pengetesan, kata Hikmat, meliputi depo MRT Lebak Bulus menuju Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) melalui jalur up-track. Kereta kemudian akan kembali ke Depo MRT Lebak Bulus.
Dalam pengoperasiannya, kereta MRT Jakarta menggunakan sistem persinyalan Communication Based Train Control (CBTC) yang dikendalikan lewat Operation Control Center (OCC).
Selama sebulan ke depan, lanjut Hikmat, akan ada tiga tahap pengetesan sinyal dan perlistrikan rel MRT. Hingga akhir pekan ini, pengetesan akan dilakukan dengan kecepatan rendah, sekitar 25 kilometer per jam. Sementara pada pekan keempat bulan Agustus akan dilakukan pengetesan dengan kecepatan sedang, yaitu 45 km/jam.
Terakhir, pengetesan dengan kecepatan tinggi akan dilakukan pada pekan pertama dan kedua bulan September mendatang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengamati gerbong kereta saat meninjau pembangunan depo MRT di Lebak Bulus, Jakarta, Ahad, 1 Juli 2018. Fase pertama itu terdiri atas 13 stasiun yang menghubungkan Lebak Bulus hingga Bundaran HI. TEMPO/M. Taufan Rengganis.
“Untuk kecepatan tinggi di rail elevated itu 100 km/jam. Tapi untuk rail yang underground itu kami coba di 80 km/jam,” ujar Hikmat. “Ada pertimbangan teknisnya kenapa beda kecepatannya.”
Terkait pengadaan sarana, pada 18 Agustus 2018 lalu sebanyak 4 rangkaian kereta MRT tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Setelah dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, satu per satu kereta baru yang diproduksi oleh Nippon Sharyo Jepang untuk MRT Jakarta tersebut mulai diturunkan dari kapal.
"Jadwal penurunan direncanakan pada 19-27 Agustus malam. Setelah itu, rangkaian kereta tersebut akan dikirimkan dari pelabuhan menuju Depo MRT Jakarta di Lebak Bulus," ucap Hikmat saat itu.
Simak juga : Uji Coba Internal Perdana Rangkaian Kereta MRT, Begini Hasilnya
Lebih jauh Tubagus memprediksi MRT Jakarta akan mengangkut 4 kereta untuk tiap pengiriman per malam. Kedatangan 4 rangkaian/set kereta ini menyusul 2 rangkaian kereta lainnya yang saat ini tengah digunakan dalam SAT. Dengan demikian Kereta MRT Jakarta saat ini telah berjumlah 6 rangkaian/set.
Untuk fase 1, MRT Jakarta (Lebak Bulus – Bundaran HI) akan menggunakan 16 rangkaian/set kereta, dengan komposisi 14 dioperasikan, sedangkan 2 set menjadi cadangan.
ADAM PRIREZA | BISNIS