TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menilai volume ridership atau keterangkutan transportasi umum naik signifikan karena kebijakan ganjil genap.
Baca: Empat Hari Pertama Asian Games, Aturan Ganjil Genap Efektif?
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono berupaya agar warga Jakarta yang menggunakan kendaraan pribadi dapat beralih ke angkutan umum melalui kebijakan ganjil genap. Dia mengklaim upaya tersebut terbilang berhasil karena volume keterangkutan angkutan massal di ibu kota menunjukkan peningkatan signifikan.
"Indikator kesuksesan ganjil genap adalah pergeseran pengendara kendaraan pribadi untuk menggunakan angkutan umum. Jika sudah ada pergeseran maka kebijakan ini tepat," papar Bambang, Rabu 22 Agustus 2018.
Dia menyebut volume keterangkutan kereta rel listrik (KRL) naik sebesar 20 persen, dari 1 juta penumpang per hari menjadi 1,2 juta penumpang per hari.
Keterangkutan transportasi umum berjenis bus meningkat sekitar 15 persen dibandingkan dengan sebelum penerapan kebijakan ganjil genap. Bahkan, keterangkutan Transjakarta naik sebesar 40 persen selama Asian Games 2018 berlangsung, yakni mencapai 616.744 orang per hari.
Baca: Rencana Ganjil Genap di Margonda, Pengamat: Jangan Ikut-ikutan
"Perpindahan yang ada saat ini karena sebanyak 20 persen pengemudi kendaraan pribadi berpindah ke angkutan umum," ujar Bambang.
Transjakarta juga membebaskan biaya naik angkutan tersebut kepada warga Jakarta pada Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional selama Asian Games 2018. Selain itu, ada pula akses gratis naik Transjakarta kepada sebanyak 13.000 relawan dan 5.000 media Asian Games 2018.
Secara keseluruhan, ada 1.750 bus Transjakarta yang disiapkan untuk melayani warga Jakarta selama kebijakan ganjil genap saat Asian Games 2018. Sekitar 350 bus juga disiapkan untuk menunjang kegiatan atlet serta ofisial.