TEMPO.CO, Bogor - Competition Manager cabang olahraga paralayang, Wahyu Yuda Dewanto, mengatakan, warga negara Taiwan, Elsa Mey, yang diduga hendak mengacaukan jalannya pertandingan Asian Games 2018 hanya berstatus penonton.
Baca juga: Kisruh Tiket Badminton Asian Games, Layar Raksasa Sebagai Solusi?
“Kalau penonton kan ada tempat khususnya, dan menggunakan daily pass. Tapi dia bisa masuk ke tenda atlet menggunakan ID card milik temannya,” kata Wahyu saat dikonfirmasi Tempo, Rabu 22, Agustus 2018.
Wahyu belum mengetahui status Elsa datang ke Indonesia. Namun dirinya memastikan bahwa Elsa tidak datang dengan kontingen Taiwan.
“Saya nggak tau datengnya, tapi yang jelas dia datang ke venue bukan dengan kontingen,” kata Wahyu.
Elsa datang sejak hari pertama cabor paralayang dimulai, yakni Senin, 20 Agustus 2018. Kekacauan dimulai saat ia mengajak negara lain memprotes soal relaunch atau terbang ulang yang dilakukan oleh atlet Indonesia, Aris Apriansyah.
“Dia mengajak negara lain untuk protes atas hasil, itu di provokasi. Akhirnya negara lain terpancing, berbondong-bondong menghampiri tenda wasit,” kata Wahyu.
Setelah mengetahui kalau Elsa berstatus penonton dan membuat kekacauan, Wahyu meminta agar WNA tersebut agar tinggal di hotel. “Tapi hari kedua balik lagi, mau coba masuk venue, kita suruh kembali ke hotel ,ternyata dia pergi ke lokasi take off,” kata Wahyu.
Akhirnya panitia Asian Games 2018 bertindak tegas. Tiga orang petugas penindakan keimigrasian Kantor Imigrasi Bogor menjemput Elsa pada Selasa, 21 Agustus 2018 pukul 10.00 WIB. Lantas membawa Elsa ke Kantor Imigrasi Bogor untuk pendalaman. Di sana Elsa ditahan di ruang Detensi Imigrasi Kantor Imigrasi Bogor.
"Dari hasil pemeriksaan awal ditemukan fakta bahwa Elsa menggunakan kartu akreditias milik orang lain yang dipergunakan untuk memasuki tenda atlet, mengganggu ketertiban pelaksanaan kompetisi, memprovokasi negara peserta untuk tidak menerima keputusan penyelenggara kompetisi, dan dengan sengaja melawan hukum," kata Kepala bagoian Humas dan Umum Ditjen Imigrasi, Agung Sampurno, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu 22 Agustus 2018.
Direktorat Jenderal Imigrasi akhirnya mendeportasi Elsa pada, Rabu 22 Agustus 2018. Sebelumnya, atlet Indonesia Aris Apriansyah saat melaksanakan penerbangan pada ronde satu diberikan kesempatan terbang kedua kalinya karena pada penerbangan pertama, pendaratan Aris terganggu karena terkena kaki juri.
Akhirnya, juri Asian Games memberikan kesempatan terbang kedua. Pada penerbangan pertama Aris mendapat poin 98 sedangkan penerbangan kedua dapat poin 4. Diduga diprovokasi oleh Elsa, poin Aris yang kedua dibatalkan dan Aris menggunakan poin pertama di ronde satu.