TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menilai pola tawuran pelajar di Jakarta saat ini telah terjadi pergeseran. Jika sebelumnya perkelahian massal yang melibatkan pelajar ini terjadi siang hingga petang, belakangan ini ada kecenderungan pecah pada malam hingga dinihari.
Baca: Pengeroyokan Remaja di Kebayoran Diduga Diawali Janjian Tawuran
"Bahkan tawuran sekarang sudah direncanakan lewat perjanjian antarkelompok," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Senin, 3 September 2018.
Kesimpulan ini disampaikan Stefanus setelah seorang remaja menjadi korban pengeroyokan di depan apartemen Belleza, Jalan Jenderal Soepeno Kelurahan Grogol Utara Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada 1 September 2018 dinihari.
Berdasarkan hasil penyelidikan diketahui bahwa korban dan para pengeroyok berasal dari dua kelompok pelajar yang berbeda. Mereka sebelumnya telah berinteraksi lewat media sosial dan bersepakat untuk tawuran.
"Setelah saling tantang lewat Instagram, mereka janjian untuk menentukan lokasi tawuran," ujar Stefanus. "Setelah itu, teman-teman mereka dikabari di grup Whatsapp masing-masing untuk tawuran."
Menurut Stefanus, tidak kurang dari 50 pelajar yang terlibat tawuran itu. Mereka merencanakan pertempuran pada dinihari karena kondisi lingkungan dan jalan yang masih sepi. "Pada jam-jam itu, pengawasan dari masyarakat dan petugas juga kurang," ujarnya.
Duel antarkelompok itu, kata Stefanus, melibatkan pelajar dari SMA Muhammadiyah yang berhadapan dengan gabungan pelajar dari SMA Negeri 32 Cidodol, Madrasah Anajah, dan Husni Thamrin. Stefanus menambahkan, untuk tiga sekolah yang bergabung, mereka menamakan diri Geng Gusdon atau Gusuran Donat yang bermarkas di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan. "Jadi ini tawuran antargeng remaja yang anggotanya adalah pelajar."
Baca juga: Tawuran Pelajar Hingga Tewas, Jagoan Geng Gusuran Donat Ditangkap
Polisi sudah menangkap belasan pelajar dari dua kelompok yang terlibat tawuran itu. Stefanus mengatakan polisi akan bertindak tegas. Sebab tindakan para remaja terbilang sadis. Mereka tidak segan-segan melukai lawan menggunakan senjata tajam. "Bahkan, setelah dibacok, korban masih disiram air keras," ujarnya. "Masih ada pelaku lain yang belum tertangkap."