TEMPO.CO, Jakarta - Kepala SMA Muhammadiyah 15 Slipi, Asrunas Imran, membantah muridnya terlibat tawuran di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Menurut dia, insiden itu lebih tepat disebut pembegalan.
Baca: Tawuran Pelajar Sadistis, Korban Dibacok Lalu Disiram Air Keras
"Karena murid saya cuma berempat dan tidak ada yang membawa senjata," ujar Imran saat ditemui di kantornya, Selasa, 4 September 2018. "Cari mati namanya kalau cuma berempat mau tawuran."
Seorang siswa SMA Muhammadiyah menjadi korban pengeroyokan pada Sabtu dinihari lalu di Jalan Jenderal Soepeno Kelurahan Grogol Utara Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pelajar berinisial AH, 16 tahun, itu tewas karena sabetan senjata tajam. Para pelaku juga menyiram korban dengan air keras.
Imran mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, AH bersama tiga teman sekolahnya janjian untuk wisata kuliner di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, pada malam Sabtu sekitar pukul 21.00. Mereka baru beranjak pulang setelah dinihari. "Dalam perjalan pulang itu mereka dicegat gerombolan," ujar Imran.
AH terjatuh karena sepeda motornya ditendang oleh salah satu anggota gerombolan. Belum sempat bangkit, ia menerima hujan pukulan dan sabetan senjata tajam. Ia juga mendapat siraman air keras.
Tiga orang teman AH sempat menyelamatkan diri sebelum menjadi sasaran kelompok penyerang. Mereka baru kembali setelah para pelaku kabur. Mereka segera membawa AH ke Rumah Sakit Permata Hijau agar mendapat pertolongan. Namun nyawa remaja itu tidak tertolong lagi. "Ini bukan tawuran, tapi pembegalan," ujar Imran.
Berbeda dengan keterangan para saksi yang diceritakan Imran, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan mengatakan kasus ini merupakan tawuran. Ia bahkan mengatakan kasus ini mirip perang antargeng.
Baca: Pelaku Tawuran di Kebayoran Sadistis, Polisi: Dipengaruhi Miras
Saat ini, polisi telah menangkap 29 pelajar yang diduga terlibat dalam pengeroyokan itu. Identitas mereka terungkap setelah polisi menelusuri sepeda motor anggota gerombolan yang tertinggal di lokasi kejadian. "Ini sudah tawuran antar geng remaja yang anggotanya adalah pelajar," kata Stefanus.