Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan mengatakan tawuran antargeng remaja ini telah direncanakan.
Sebab, salah satu dari anggota mereka membuat kesepakatan di media sosial untuk melakukan duel. Namun, duel berujung maut.
"Setelah saling tantang lewat Instagram, mereka janjian untuk menentukan lokasi tawuran," ujar Stafanus. "Setelah itu, mereka kabari lagi teman mereka di grup Whatsapp masing-masing untuk tawuran."
Untuk menghindari warga mencegah mereka, menurut Stefanus, para remaja tersebut merencanakan tawuran pada dini hari sekitar pukul 03.30. Sebab, kondisi lingkungan dan jalan masih sepi. "Pengawasan dari warga maupun petugas juga berkurang," ujar Stefanus.
Tawuran yang terjadi pada Sabtu dini hari lalu itu, ujar Stefanus, melibatkan lebih dari 50 pelajar. Bahkan, kata dia, tawuran di kawasan Kebayoran Lama kemarin tidak bisa lagi disebut tawuran pelajar. Melainkan, Stefanus berujar, "Ini sudah tawuran antar geng remaja yang anggotanya adalah pelajar."
Baca:
SMA Muhammadiyah Bantah Muridnya Terlibat Tawuran di Kebayoran
Saat duel antar dua geng remaja ini, SMA Muhammadiyah berhadapan dengan gabungan remaja yang berasal dari siswa SMA Negeri 32 Cidodol, Madrasah Anajah dan Husni Thamrin. Ketiga sekolah ini menamakan diri sebagai geng Gusdon atau Gusuran Donat di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan.
"Kami masih terus kembangkan kasus tawuran ini, karena sangat sadis. Bahkan, setelah dibacok, korban masih disirami air keras. Masih ada pelaku lain yang belum tertangkap," kata Stefanus.