TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perkumpulan Gerakan Ok Oce (PGO) Faransyah mengatakan Ok Oce Mart cabang Kalibata saat ini tutup karena tidak memperpanjang biaya sewa tempat tersebut, akibat merugi.
Laba yang dihasilkan selama masa operasi toko Ok Oce Mart Kalibata, dijelaskan Faransyah tidak bisa menutup biaya sewanya.
Baca : Disebut Jual Baran Kedaluwarsa, Ok Oce Mart di Kalibata Tutup
"Jadi bisa dibilang pindah lokasi. Saya belum tahu info tokonya akan pindah ke mana. Mereka lagi cari lokasinya," ujar Faransyah saat dihubungi Tempo, Rabu, 5 September 2018.
Biasanya, Faran mengatakan Ok Oce Mart didirikan di atas lahan milik relawan Anies-Sandi, sehingga tak perlu bayar sewa. Namun khusus di cabang Kalibata, lahan itu merupakan sewaan dengan harga Rp80 juta per bulan.
"Jadi mungkin hitung- hitungannya ga pas dan tidak menguntungkan, jadi mereka tidak perpanjang sewa," ujar Faran.
Faran mengatakan OK OCE Mart merupakan toko kelontong yang sepenuhnya dikelola oleh para relawan Anies-Sandi. Berbeda dengan Gerai OK OCE yang pengelolaannya langsung di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PGO dan PD Pasar Jaya.
Sehingga, Faran mengatakan PGO tidak memiliki tanggung jawab apapun soal toko Ok Oce Mart tersebut.
Simak juga :
DKI Masih Cari Lahan Shelter Warga Bukit Duri yang Menang Gugatan, Di Mana?
Dari pantauan Tempo di Ok Oce Mart Kalibata Rabu siang ini, toko tersebut terlihat sepi dan terkunci. Pendingin ruangan dan komputer di meja kasir juga terlihat mati.
Seorang pedagang nasi di depan toko menuturkan Ok Oce Mart sempat buka Senin kemarin, 3 September 2018. Namun, karena banyak wartawan yang datang, penjaga toko memutuskan menutup sementara. "Penjaga tokonya kemarin nangis-nangis karena takut sama wartawan. Dia sampai ngumpet di pojokan toko," ujar dia.