TEMPO.CO, Tangerang - Direktur Utama PT Angkasa Pura Solusi, Maulidin Wahid Honre mengakui hingga kini keterisian parkir inap di Bandara Soekarno - Hatta masih di bawah target. "Undercapacity," ujar dia kepada Tempo, Senin 10 September 2018.
Parkir inap di Bandara Soekarno - Hatta tersedia di dua titik. Pertama di depan gedung 600 dengan kapasitas 1000 slot kendaraan, kedua didepan Stasiun Bandara dengan kapasitas 400 slot. Namun, peminat tempat parkir dengan jaminan keamanan ini masih minim. "Penuhnya saat hari libur besar seperti Idul Fitri," kata Maulidin.
Baca : Viral, Tarif Parkir Bandara Soekarno - Hatta Rp 1,3 Juta
Jika dibandingkan dengan parkir reguler pada peak season melewati kapasitas yang ada. "Malah di Terminal 3 hampir setiap hari melebihi kapasitas 115 persen," kata Maulidin. Padahal, penyediaan parkir inap ini untuk memecah volume parkir reguler yang telah overcapacity.
Pemisahan lokasi parkir reguler dan parkir inap ini, kata Maulidin, juga demi mengatur alur kendaraan terkait dengan lalu lintas bandara secara keseluruhan serta kemudahan penjemputan bagi penumpang yang tiba.
Adapun di lokasi parkir reguler untuk mobil pribadi diberlakukan sistem progresif yakni 1 jam pertama dikenakan Rp 5.000, kemudian tiap jam berikutnya Rp 4.000, dan apabila kendaraan parkir lebih dari 4 jam maka setiap jam berikutnya dikenakan Rp 10.000
Sementara tarif parkir inap Rp 30.000 untuk 4 (empat) jam pertama, Rp 6.000 per jam untuk jam berikutnya.
Maulidin menjelaskan, sistem progresif diberlakukan di lokasi parkir reguler karena pada dasarnya pengelola menghimbau agar penjemput atau pengantar tidak berlama-lama parkir untuk mengatur supaya tidak terjadi kepadatan di area parkir.
Simak : Tarif Promo Bus BSD ke Bandara Soekarno - Hatta Sampai 3 Oktober 2018
"Kebijakan sistem progresif ini juga untuk menghalau adanya angkutan tidak resmi seperti taksi gelap yang memanfaatkan area parkir reguler untuk mencari penumpang. Adapun salah satunya melalui kebijakan progresif ini, taksi gelap berhasil dihapuskan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.”
Tidak banyak peminat parkir inap, menurut Maulidin, ditentukan oleh sejumlah faktor yaitu ada yang memang tidak tahu karena jarang ke bandara, karena terburu buru dan ada juga karena enggan kelokasi parkir inap yang cukup jauh.
Suasana parkir inap terbaru di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten (21/1). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Berdasarkan analisa APS terhadap karakter pengguna parkir di Bandara Soekarno-Hatta, menurut Maulidin, parkir inap cenderung jarang digunakan karena tempat nya agak jauh. "Kunjungannya berkurang. Apalagi, penumpang yang datang ke bandara di waktu yang mepet untuk terbang karena biasanya mereka nyetir sendiri."
Selain itu, kata Maulidin, ada juga pengguna jasa bandara yang mengaku tidak tahu ada parkir inap karena jarang ke Bandara. "Mereka ada yang setahun sekali ke Bandara atau 6 bulan sekali ke bandara," katanya. Padahal, peringatan dan petunjuk fasilitas parkir inap terpasang di pintu masuk parkir dan tiket parkir kendaraan.
Baca juga :
Liku liku Anggaran Pendamping RW, Penyebab DPRD DKI Sempat Menolak
Sehingga, karena merasa akan terlambat dan mengejar jadwal penerbangan, akhirnya pemilik kendaraan memarkir kendaraan di parkir reguler yang lokasinya berada di dekat Terminal. "Dan mereka dikenakan tarif parkir progresif jika melebihi jam tertentu," kata Maulidin.
Masalah salah parkir yang mengakibatkan pengguna jasa Bandara Soekarno - Hatta membayar hingga Rp 1,3 juta dialami Reza Irdinansyah yang viral di media sosial beberapa hari terakhir ini.