TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mencatat kasus tawuran di Indonesia meningkat 1,1 persen sepanjang 2018.
Baca juga: Tawuran di Gandaria, Dipicu Bentrokan FBR dan PP di Ciledug?
Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listiyarti mengatakan, pada tahun lalu, angka kasus tawuran hanya 12,9 persen, tapi tahun ini menjadi 14 persen.
"Padahal 2018 belum selesai, tapi angkanya sudah melampaui tahun sebelumnya," ujarnya saat ditemui Tempo di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 12 September 2018.
Buktinya, kata Retno, sejak 23 Agustus 2018 hingga 8 September 2018, pihaknya menerima empat laporan tawuran di Jakarta. “Keempat kasus tawuran melibatkan siswa,” katanya.
Keempat kasus tawuran pelajar itu terjadi di Permata Hijau, Jalan Ciledug Raya wilayah Kota Tangerang, Jalan Ciledug Raya wilayah Kreo, dan kolong jalan tol JORR Wiyoto Wiyono.
Tawuran di Permata Hijau terjadi pada Sabtu dinihari, 1 September 2018. Sekolah yang terlibat adalah SMA Muhammadiyah 15 Slipi melawan geng Gusdon beranggotakan siswa SMAN 32 Jakarta, Madrasah Anajah, dan Husni Thamrin.
Akibat tawuran ini, seorang siswa berinisial AH, 16 tahun, tewas karena sabetan senjata tajam. AH juga disiram menggunakan air keras oleh pelaku. Polisi menetapkan 10 tersangka.
Baca juga: Pembunuhan di Cileungsi, Pelaku Potong Alat Kelamin Korban
Tawuran di Jalan Ciledug Raya wilayah Kota Tangerang terjadi pada 23 Agustus 2018, serta melibatkan SMK Yuppentek dan SMA Kosgoro Ciledug, Tangerang. Penyebab tawuran diduga karena saling ejek saat berpapasan.
Video tawuran tersebut tersebar di media sosial. Dalam video tersebut, sekumpulan siswa terlihat saling serang menggunakan celurit. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tawuran pelajar tersebut.