TEMPO.CO, Bekasi - Janji Gubernur Jawa Barat yang baru dilantik, Ridwan Kamil, merevitalisasi Kalimalang yang melintas di Kota Bekasi ditanggapi positif. Revitalisasi itu bisa membuat Bekasi semakin populer dengan karya mantan Wali Kota Bandung tersebut.
Baca juga:
Jalan Perimeter Bandara Mau Digeser, Biayanya Rp 36 Miliar
“Saya lebih melihat kebijakan ini akan menaikkan image kota dan kabupaten Bekasi,” kata pengamat kebijakan publik dari Universitas Islam 45, Bekasi, Adi Susila.
Hasil revitalisasi digadang-gadang bakal memindahkan keindahan dan kecantikan yang ada di Sungai Cheyonggyecheon di Seoul, Korea Selatan. Jika itu berhasil, Adi menambahkan, Bekasi bakal memiliki ikon baru.
“Tapi jangan berhenti di Kalimalang saja,” ujar Adi sambil mengingatkan kondisi banyak sungai di Jawa Barat yang lebih buruk daripada Kalimalang.
Baca juga:
Kronologis Pembunuhan di Cileungsi, Kelamin Dipotong dan Dikantongi
Adi memuji sejumlah karya arsitektur Ridwan Kamil yang dinilainya cukup berhasil dan menjadi populer. Karena itu, jika revitalisasi berhasil, Kalimalang juga diyakininya bisa menjadi rujukan lokasi untuk kegiatan besar seperti Bekasi Fair atau Festival Muharram.
Ia tak melihat kebijakan Ridwan Kamil dalam merevitalisasi Kalimalang adalah kebijakan populis atau ingin menaikkan citra positif di masyarakat maupun setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan. Sebab, masih banyak sungai di Jawa Barat yang kondisinya jauh memprihatinkan dibandingkan Kalimalang.
Baca juga:
Viral Pemerasan Modus Narkoba, Ini Saran LBH Untuk Korban
Sama seperti Cheyonggyecheon, Kalimalang tak terbentuk alami, melainkan buatan. Kalimalang memiliki nama resmi Saluran Tarum Barat dibuat untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Jakarta.
Karena itu, air di kalimalang relatif bebas dari limbah, baik domestik maupun industri. Debitnya juga dijaga selalu normal sekitar 20 meter kubik per detik.