TEMPO.CO, Bogor – Ribuan guru honorer yang tergabung dalam persatuan guru honorer se-Kabupaten Bogor mendatangi Kantor Bupati Bogor, Rabu 19 September 2018.
Baca: Pendaftaran CPNS 2018, Apa Profesi Dibutuhkan di Kabupaten Bogor?
Para guru honorer tersebut menuntut hak mereka soal kesejahteraan dan Surat Keputusan Bupati yang telah dituntutnya selama lima tahun ke belakang.
Ketua Persatuan Guru Honorer Kabupaten Bogor, Halim Sahabudin mengatakan, total guru honorer se Kabupaten Bogor kurang lebih ada 14.000 orang, dengan kondisi yang memprihatinkan.
“Selain gaji yang kami terima jauh dari layak, kami juga kerap disangka guru ilegal karena tidak memiliki SK,” kata Halim kepada Tempo, Rabu 19 September 2018.
Pria yang berprofesi sebagai guru honorer di SDN Citaringgul 06 ini mengatakan, gaji guru honorer berkisar Rp250 ribu hingga Rp900 ribu tergantung dari pihak sekolah.
“Itu pun saat ini kami belum terima sejak 4 bulan lalu, karena anggaran itu pakai dana BOS,” kata Halim
Selain itu, Halim juga mengatakan, aksi tersebut digelar sebagai bentuk penolakan penerimaan CPNS 2018 yang dinilai tidak memihak pada guru honorer yang telah berjasa selama puluhan tahun.
“Untuk penerimaan K2 hanya usia dibawah 35 tahun, sedangkan kenyataannya banyak guru honorer yang sudah diatas usia itu,” kata Halim
Selain itu, untuk penerimaan CPNS 2018 juga harus dibatasi hanya pendidikan yang linier artinya hanya guru yang perpendidikan keguruan.
“Dan itu pun dibatasi lagi, mulai dari lulusan 2013 keatas dengan ijazah linier,” kata Halim. “Sehingga kecil kemungkinan menjadi CPNS karena persyaratan yang menghambat kami,” lanjutnya.
Diketahui, total kuota penerimaan CPNS 2018 sebanyak 642 termasuk pengangkatan tenaga honorer K2 sebanyak 185 orang.
Baca: Kuota CPNS untuk DKI Jakarta Hanya 3.200, Mayoritas Guru
Dari total penerimaan CPNS 2018 tersebut, bidang pendidikan sebanyak 215, sedangkan untuk tenaga kesehatan sebanyak 158 orang, dan sisanya tenaga lainnya.