TEMPO.CO, Jakarta - Seniman grafiti terkemuka asal Jakarta menduga aksi vandalisme kereta MRT di Depo Lebak Bulus dilakukan oleh ahli grafiti dari luar negeri. Hal itu terlihat dari gaya coretan di gambar tersebut.
Baca: Vandalisme di MRT Jakarta, Ini Kata Seniman Grafiti Jakarta
“Dari cara tagging-nya aja saya bisa lihat bukan orang sini kok,” tutur seniman grafiti ini kepada Tempo lewat pesan pendek pada Rabu, 26 September 2018.
Tagging adalah istilah dalam grafiti yang memiliki arti seperti tanda tangan. Setiap negara pun mempunyai ciri khas tagging yang berbeda-beda.
Pada gambar aksi vandalisme di kereta MRT, yang termasuk dalam tagging adalah tulisan “JAKARTA 18” dan “FIRST”.
Hal senada juga disampaikan oleh seniman grafiti asal Jakarta lainnya, Hardthirteen, bukan nama asli. Kepada Tempo, ia menjelaskan kalau handstyle yang terdapat pada gambar tersebut mencirikan vandalisme itu dilakukan oleh seniman grafiti dari luar negeri. Dalam hal ini, Handstyle memiliki arti yang sama dengan tagging.
“Orang luar sepertinya. (Terlihat dari) handstyle-nya,” tutur dia.
Aksi vandalisme terhadap kereta MRT ditemukan oleh petugas pengamanan di Depo Lebak Bulus pada Jumat pekan lalu. Kereta yang belum dioperasikan itu dicorat-coret dan diwarnai di satu sisinya dengan tulisan dan warna dominan ungu, merah muda, dan hijau.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Steven mengatakan pihaknya masih fokus pada olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan saksi.
Baca: Polisi Kantongi Ciri-Ciri Pelaku Vandalisme MRT di Depo Lebak Bulus
Hingga saat ini, lanjut dia, polisi belum dapat menyimpulkan ciri-ciri pelaku. Steven juga mengatakan belum dapat memperkirakan jumlah orang yang melakukan vandalisme tersebut. “Tidak ada yang melihat jadi belum bisa diperkirakan,” tutur dia.