TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Narkoba Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Kompol France Yohanes Siregar mengatakan, dalam kasus pesta lajang, 23 pria mengaku berencana menggelar pesta seks sesama jenis. Meski begitu, pesta gay tak terealisasi lantaran polisi terlebih dulu menggerebek lokasi kejadian.
"Jadi belum ada hubungan seksual. Baru ritual persiapan," kata France saat dihubungi, Kamis, 4 Oktober 2018, perihal kelanjutan kasus pesta lajang dengan aroma narkoba itu.
Baca : 19 Pria Peserta Pesta Lajang di Sunter Jalani Proses Assesment
Pada Ahad, 30 September 2018, polisi menggerebek sebuah rumah di Jalan Griya Manis Blok A Nomor 15 RT/RW 005/020, Sunter Agung, Jakarta Utara. Sekitar pukul 01.30 WIB, polisi menemukan 23 pria yang hanya menggunakan celana dalam berkumpul di rumah itu.
Polisi menduga, pria-pria itu memiliki perilaku seks menyimpang. Sebab, polisi menemukan barang bukti berupa kondom yang belum digunakan dan beberapa baju rapi.
Selain itu, polisi curiga dengan 23 orang itu karena menggunakan celana dalam. Padahal, tak ada kolam renang di rumah tersebut.
"Dari barang bukti yang belum digunakan seperti kondom dan pakaian-pakaian yang baru dirapikan, diduga akan melakukan pesta gay yang sering dilakukan di luar negeri," jelas France.
France menyebut, tujuan utama pesta lajang itu untuk melakukan hubungan sesama jenis. Di tengah pesta sejumlah orang menawarkan narkotika jenis ekstasi. Karena itu, polisi menetapkan empat orang tersangka lantaran kedapatan memiliki ekstasi.
Keempatnya diduga akan mengedarkan ekstasi itu kepada peserta pesta. "Menurut keterangan mereka, ekstasi sebagai perangsang," ujar dia.
Simak juga :
Kuasa Hukum: Ratna Sarumpaet Tidak Berniat Sebar Kabar Hoax
Dari tes urin, 23 orang positif mengonsumsi ekstasi. Empat di antaranya ditetapkan tersangka. Sementara 19 orang dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Sespimma Polri, Jakarta Selatan pada Kamis pagi, 4 Oktober 2018.
Para peserta pesta lajang itu akan menjalani proses assessment. Keputusan apakah 19 pria itu perlu menjalani rehabilitasi bergantung pada hasil assessment.