TEMPO.CO, Jakarta - Pembukaan dan hari pertama pesta olahraga Asian Para Games 2018, Sabtu 6 Oktober 2018, tak segegap gempita saat Asian Games 2018 lalu. Ini dirasa dari penjualan tiket pesta pembukaan maupun festival hari pertama, Sabtu 6 Oktober 2018.
Baca:
Tiket Festival Asian Para Games 2018, Ini Harga dan Lokasinya
Seorang petugas penjual tiket festival, Bram Yurakucho, mengatakan kalau antusiasme pengunjung atau penonton Asian Para Games 2018 belum tampak. Dari 3 ribu lembar tiket yang dibawa, Bram bersama timnya hanya bisa menjual ratusan sepanjang Sabtu.
"Belum sampai seribu terjual dari jam 09.00 sampai malam ini," ujarnya saat ditemui di kawasan GBK Senayan, sekitar pukul 19.30, Sabtu 6 Oktober 2018.
Erick Jumanda, 23 tahun, warga asal Kuningan, Jakarta Selatan, malah mengau tak tahu ada pagelaran Asian Para Games 2018. Dia mengaku diajak temannya ke GBK Senayan dan baru menyadarinya di lokasi. “Tadinya cuma mau main saja di GBK. Malah tidak tahu ada pembukaan Asian Para Games,” kata dia.
Baca:
Pengunjung Festival Digratiskan Nonton Pembukaan Asian Para Games 2018 Secara Langsung
Terpisah, praktik calo tiket yang ditemui di seputaran pesta pembukaan juga menjual harga tiket di bawah harga untuk menarik pembeli. Praktik itu cukup ramai di depan hidung para petugas.
Para calo itu menjual tiket kategori Gold seharga Rp 500 ribu dari harga normal Rp 1,5 juta per lembar. Sedang tiket Platinum dijual Rp 1 juta dari harga panitia Rp 2,5 juta per lembar. “Tinggal dua kategori ini, yang lain habis,” kata seorang di antaranya menunjuk kategori lain yakni Silver dan Brown.
Baca:
Asian Para Games 2018, Omzet Penjualan Kuliner Dikeluhkan Tak Setinggi Asian Games
Sejumlah petugas keamanan dan pantia penyelenggara tidak menegur puluhan calo yang menjual tiket di depan mereka. Bahkan salah seorang panitia yang mengenakan kaus putih #parainspirasi dan celana kargo panjang hitam justru mengarahkan Tempo ke calo untuk membeli tiket.
Satu calon mengaku mendapatkan tiket-tiket yang dijualnya justru dari panitia yang meminta bantuan mereka menjualkan tiket. Mereka memberlakukan sistem bagi hasil nantinya. “Karena masih banyak yang belum laku,” katanya.