TEMPO.CO, Jakarta - Ketua OK OTrip Koperasi Wahana Kalpika (KWK) Roisudin Ilyas menilai tidak ada perbedaan sistem dan manajemen Jak Lingko dengan program One Karcis One Trip (OK OTrip). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meluncurkan Jak Lingko untuk mengganti nama OK OTrip yang disebutnya tak punya makna.
Baca: Di Balik Keputusan Anies Baswedan Hapus Nama OK Otrip
"Memang tidak ada perbedaan yang signifikan dari proses awal baik secara administrasi lembaga sampai armada dan sopirnya," kata Ilyas saat dihubungi, 9 Oktober 2018. "SPM-nya (standar pelayanan minimal) juga tidak ada perbedaannya. Namanya saja diperbarui."
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan nama baru Jak Lingko sebagai rebranding program OK Otrip besutan mantan Wagub DKI Sandiaga Uno. Anies memberikan nama Jak Lingko yang mencerminkan moda transportasi terintegrasi di Ibu Kota.
Ilyas menuturkan KWK merupakan salah satu operator yang telah mengikuti perjalanan OK Otrip dari awal diluncurkan sampai ganti nama Jak Lingko seperti sekarang.
Saat ini, KWK melayani 15 dari 33 rute yang dilayani Jak Lingko dengan total armada 379 unit.
Menurut dia, sejumlah keuntungan memang didapatkan dengan bergabung ke dalam OK OTrip sejak awal. Salah satunya adanya pemasukan yang tetap atau tidak terpengaruh dengan naik turunnya penumpang di setiap armada, yakni Rp 175 ribu per hari.
Namun, kata dia, ada juga kerugian yang diterima. Salah satunya di trayek ramai yang bisa menghasilkan setoran Rp 200 ribu per hari seperti trayek jurusan Cakung - Tanjung Priok dan Kampung Rambutan - Depok.
"Berarti minus Rp 25 ribu dari segi pendapatan. Tapi kalau diakumulasi keseluruhan pendapatan sama," ujarnya.
Baca: Anies Baswedan Luncurkan Jak Lingko, Ini Kata Organda DKI
Selain itu, dengan bergabung ke OK OTrip operator jadi ada kepastian lembaga hukum melalui koperasi atau badan lainnya. Yang lebih penting, kata dia, pengemudi OK OTrip jadi lebih baik dan disiplin.
"Pengemudi OK OTrip tidak ada yang merokok, dan semua pengemudi berseragam," ujarnya.