TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan penjualan mobil bekas meningkat hingga 20 persen sejak kebijakan ganjil genap diterapkan di DKI Jakarta.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan dampak negatif ganjil genap inilah yang membuat pemerintah masih mengaji kelanjutan kebijakan ini setelah Asian Para Games 2018.
Baca: Nasib Ganjil Genap Usai Asian Para Games, Sampai 13 Oktober?
Menurut Sigit, selama pelaksanaan ganjil genap pertumbuhan penjualan mobil bekas melonjak signifikan. "Selama Asian Games sampai saat ini ya, hasil countingnya BPTJ ada peningkatan penjualan mobil second sampai 20 persen," ujarnya usai diskusi buah manis ganjil genap di kantor ITDP Indonesia, Rabu, 10 Oktober 2018.
Pemerintah, kata dia, ingin membuat kebijakan yang merangsang masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. DKI tak ingin kebijakan ini justru mendorong orang membeli lebih banyak kendaraan pribadi. "Kami kritisi juga dampak ekonominya seperti apa?"
Awal September lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah mempertimbangkan dampak negatif jika perluasan ganjil genap dipermanenkan. Kendati sejumlah pihak memuji keberhasilan ganjil genap mengatasi kemacetan, Anies khawatir efek jangka panjangnya.
Kebijakan yang dibuat harus tidak memberikan efek terhadap sifat konsumtif masyarakat terhadap pembelian kendaraan pribadi. Akan tetapi, kebijakan ini harus mengubah perilaku warga Jakarta untuk menggunakan transportasi massal.
Baca: Emoh Ganjil Genap Permanen, Anies Baswedan Sebut Dampaknya Buruk
"Dalam jangka panjang ternyata dampaknya beda, yang terjadi sebagian justru memiliki kendaraan tambahan. Jadi bukan mengurangi kemacetan tapi menambah jumlah kendaraan. Oleh karena itu kami akan kaji lebih jauh," kata Anies Baswedan, Selasa 4 September 2018.