TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, rekayasa lalu lintas tak efektif mengurai kemacetan Ibu Kota bila jumlah kendaraan pribadi terus bertambah banyak. Karena itu, Anies berfokus mendorong warga Jakarta untuk menggunakan kendaraan umum.
"Jadi concern saya itu adalah bagaimana lebih banyak warga Jakarta menggunakan kendaraan umum," kata Anies di Balai Kota, Kamis, 11 Oktober 2018.
Baca : Ganjil Genap di Jakarta, Penjualan Mobil Bekas Naik 20 Persen
Pernyataan Anies menanggapi apakah dirinya setuju melanjutkan perluasan sistem ganjil genap setelah Asian Para Games 2018. Yang terpenting, lanjut Anies, yakni bagaimana masyarakat beralih dari memakai kendaraan pribadi ke transportasi umum.
"Yang dibutuhkan adalah lebih banyak menggunakan kendaraan umum," ucap dia.
Nasib berlanjut atau tidaknya perluasan ganjil genap di Jakarta bakal ditentukan sebelum 13 Oktober 2018. Sebelumnya, Pemprov DKI bersama dengan kepolisian dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sepakat menerapkan rekayasa lalu lintas seperti ganjil genap di sejumah jalan Ibu Kota.
Simak :
Polisi Periksa Ratna Sarumpaet 8,5 Jam, Ada Nama-nama Baru?
Tujuannya untuk mengurangi kemacetan saat perhelatan Asian Games 2018. Uji coba pun dimulai 2 Juli 2018. Saat ini, perluasan ganjil genap masih berlaku hingga Asian Para Games 2018 usai pada 13 Oktober 2018.
Peraturan Gubernur DKI Jakarta nomor 92 tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas Dengan Sistem Ganjil Genap Menjelang dan Selama Penyelenggaraan Asian Para Games 2018 bakal berakhir pada 13 Oktober 2018. Dan Anies harus segera memutuskan nasib beleid itu.