TEMPO.CO, Jakarta - Grab Indonesia mengeluarkan pernyataan susulan terkait rencana mediasi satu mitra pengemudinya dengan seorang penumpang perempuan pengguna jasa Grab. Keduanya viral di media sosial sebagai, yang satu, sebagai pelaku pelecehan seksual dan yang lain adalah korbannya.
Baca: Viral Sopir Cium Penumpang Perempuan, Ini Tanggapan Grab
Rencana mediasi itu sebelumnya dihujat netizen yang menganggap Grab Indonesia tak memiliki empati terhadap korban. Pelecehan itu sendiri diceritakan teman si penumpang berupa tindakan si pengemudi mencium temannya itu ketika berada dalam mobil. Selain melecehkan penumpangnya, pengemudi Grab itu juga meminta agar penumpang tersebut memberikannya skor lima bintang.
Dalam pernyataan susulan lewat akun Twitter resmi @GrabID Kamis 11 Oktober 2018, Grab memberi klarifikasi bahwa mediasi didorongnya dilakukan secara terpisah antara Grab dengan si pengemudi dan Grab dengan si penumpang. "Berdasarkan penjelasan dari pelanggan yang kami terima, kami mengusulkan untuk melakukan pertemuan secara langsung antara pihak Grab dengan pelanggan dan mitra pengemudi yang bersangkutan, secara terpisah," tulis Grab.
Baca: Pelecehan Seksual di Grab, YLKI Salahkan Mahkamah Agung
Menurut akun tersebut, keputusan itu telah disetujui baik oleh pelaku maupun korban. Grab juga memastikan akan memberi pendampingan kepada korban untuk melaporkan kasus pelecehan seksual tersebut kepada polisi. Namun, selama proses investigasi tersebut, Grab belum mau membeberkan perkembangan penyelidikan demi menjaga privasi pelaku maupun korban.
Dalam pernyataan sebelumnya, yang mengundang hujatan dari netizen, Grab menjelaskan bahwa mitra pengemudi yang bersangkutan telah bersedia dipertemukan dengan penumpang untuk memberikan penjelasan secara langsung. Grab lalu menawarkan proses mediasi antara kedua belah pihak. “Namun, pihak korban menolak bertemu dengan pelaku dalam mediasi tersebut,” tulis Grab.