TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan pedagang kaki lima (PKL) masih berjualan di trotoar Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Selatan, sehari sebelum peresmian skybridge Tanah Abang besok, Senin, 15 Oktober 2018.
Salah satunya pedagang pakaian, bernama Alfa Sanah, 43 tahun. Dia masih membuka lapaknya di trotoar Jalan Jatibaru Raya. "Besok baru tidak boleh berjualan karena skybridge mau diresmikan oleh Pak Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta)," kata Alfa saat ditemui, Ahad, 14 Oktober 2018.
Baca: Skybridge Dijadwalkan Layak Operasi Besok, Pedagang Tanah Abang Justru Cemas
Alfa awalnya berjualan di tenda yang disediakan pemerintah di badan Jalan Jatibaru. Alfa sempat menempati sejumlah tenda yang tersedia 243 dari Januari 2018. Ia menyewa lapak berukuran 2 x 2 meter itu seharga Rp 2 juta per bulan.
Namun, karena pembeli sepi akhirnya ia meminta pindah lapak ke lapak 229 yang lebih dekat dengan pintu keluar Stasiun Tanah Abang seharga Rp 1,5 juta per bulan. "Di lapak 229, satu lapak dibagi dua," ujarnya.
Alfa pindah kembali ke lapak 300 yang disewakan Rp 1,5 juta per bulan. Ia menempati lapak 300 berdua dengan penjual pakaian lain. "Terakhir pindah ke lapak 67 yang disewakan Rp 2,7 juta per bulan," ujarnya.
Ia menyewa lapak 67 hanya sebulan. Sebab, pada Agustus kemarin, dimulai pembangunan skybridge Tanah Abang. "Saya pindah ke trotoar selama pembangunan skybridge bersama pedagang lain yang biasa jualan di tenda," katanya.
Simak juga:
Uang Rp 2 Miliar Pembebasan Lahan Tak Cair, Warga Tolak Hengkang
Untuk berjualan di lapak trotoar pun ia mesti membayar sewa Rp 1,5 juta per bulan. "Memang selalu sewa."
Pedagang lainnya, Ani Sumarni, 43 tahun, juga harus pindah dari tenda yang disediakan pemerintah, terkait dengan proyek skybridge itu. Saat ini, Ani berjualan di depan kantor CV Cipta Tri Jaya yang berbatasan dengan trotoar Jalan Jatibaru Raya. "Saya sewa lapak ini Rp 3 juta per bulan. Lebih mahal karena ini lahan milik pribadi, bukan di trotoar," katanya.