TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Ombudsman Jakarta Teguh P. Nugroho mengatakan Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang bakal dibuka Senin sore, 15 Oktober 2018. Pembukaan jalan tersebut bersamaan soft launching jembatan layang multiguna atau skybridge Tanah Abang pada hari ini.
Baca juga: Tak Dapat Kios di Skybridge, PKL Tolak ke Blok F Tanah Abang
"Hari ini mulai dibersihkan sisa material yang ada di bawah sky bridge. Lalu sore akan mulai dibuka," kata Teguh saat dihubungi. "Pembukaan hari ini sudah disetujui Dishub juga."
Sebagian Jalan Jatibaru telah ditutup sejak Desember tahun lalu, untuk berjualan pedagang kaki lima. Lalu pada Agustus 2018, jalan tersebut ditutup total karena pembangunan skybridge.
Menurut Teguh, pembangunan jembatan merupakan bagian dari Laporan Akhir Hasil Pemeriksaan (LAHP). Sebab, ombudsman merekomendasikan agar pemerintah provinsi DKI Jakarta membuka jalan tersebut.
Ia mengatakan pembukaan jalan sudah melalui tahapan yang panjang, yang akhirnya disepakati pemprov DKI. "Pemerintah setuju tapi tidak langsung mau dibuka. Pembukaan menunggu penyelesaian skybridge dulu," ucapnya.
Pemerintah menunggu pembukaan skybridge lantaran para pedagang saat itu tidak mau dipindahkan ke lokasi lain. Bahkan, pemerintah sempat kesulitan mencari lahan untuk relokasi pedagang yang refresentatif. "Lokasi ada tapi jauh. Pedagang tidak mau karena sepi."
Ia mengatakan pada soft launching hari ini sudah ada 100 kios yang didirikan. Namun, kios tersebut belum nisa digunakan pedagang. "Akhir Oktober baru mulai berfungsi," ujarnya.
Teguh menuturkan total pedagang yang terdata pemerintah di sekitar Tanah Abang ada 650 orang. Sebanyak 550 pedagang berada di Jalan Jatibaru dan sisanya 100 pedagang berada di kawasan Bengkel Gambir, Tanah Abang.
"Dari 650 pedagang yang terdata hanya 446 yang bisa berjualan di skybridge. Sisanya dipindahkan ke Blok F Pasar Tanah Abang," ujarnya.
Saat jalan dibuka, kata dia, pedagang tidak boleh lagi berjualan di trotoar. Jika memaksa, kata dia, pemerintah bakal menertibkan pedagang yang berjualan di trotoar atau pinggir jalan. "Sebab skybridge Tanah Abang dibangun untuk mengatur mereka," ujarnya.