TEMPO.CO, Jakarta - Nelty Khairiyah, guru SMAN 87 yang diduga menghasut siswa agar membenci Presiden Joko Widodo alias Jokowi diperiksa Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta, Senin, 15 Oktober 2018.
Baca juga: Nasib Guru SMAN 87 Bila Terbukti Hasut Siswa Benci Jokowi
Usai diperiksa, Nelty yang dicegar wartawan tidak berbicara banyak. Guru agama Islam itu mengatakan, dirinya hanya mengklarifikasi pernyataannya yang viral di dunia maya.
"Saya hanya mengklarifikasi pernyataan (di media sosial) yang memang tidak pas dan tidak cocok," kata Nelty usai diperiksa di kantor Bawaslu DKI, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin malam, 15 Oktober 2018.
Setelah diperiksa selama lima jam, Nelty keluar dari gedung Bawaslu DKI pukul 18.49 WIB. Wanita yang mengenakan hijab dan baju biru tua itu tak banyak berkomentar. Ketika ditanya kronologis tuduhan yang dialamatkan ke dirinya, Nelty hanya menjawab singkat. "Panjang urusannya. Makasih banyak," kata Nelty.
Nelty datang ke kantor Bawaslu ditemani suaminya. Sekitar 20 anggota Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Provinsi DKI Jakarta turut mendampingi Nelty untuk memberi dukungan.
Baca juga: Guru Diduga Hasut Siswa Benci Jokowi, Bawaslu Klarifikasi Ini
Bawaslu DKI Jakarta menjadwalkan pemeriksaan terhadap tiga orang hari ini. Seain Nelty, juga Kepala SMAN 87 Jakarta, dan pihak yang melaporkan Nelty. Nelty merupakan pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja sebagai guru agama Islam di SMAN 87 Jakarta.
Nama Nelty mencuat dan viral setelah diduga menghasut siswa untuk membenci Jokowi. Dalam informasi yang dihimpun, seorang pengadu menyebutkan guru Nelty memperlihatkan video gempa dan tsunami di Palu kepada para siswa.
Pengadu menyebutkan guru tersebut menyalahkan Jokowi atas banyaknya korban bergelimpangan dalam bencana di Palu.