Menurut Gembong, kedua gerai itu tak mampu memberikan akses pangan dengan harga murah kepada masyarakat. "Terbukti program OK OCE gagal total dalam mencapai targetnya," ujar Gembong.
Kedua. Fraksi PDIP di DPRD mengkritik soal sedikitnya armada yang bergabung dalam program Jak Lingko (sebelumnya OK-OTrip). Menurut Gembong, Pemprov DKI Jakarta menargetkan ada 2.000 armada yang akan bergabung dalam program itu di akhir tahun 2018.
Simak : Rumah DP Nol Rupiah di Cilangkap, Apa Bedanya dengan SAMAWA?
Namun, per September 2018 hanya ada 283 armada yang melayani 33 rute saja. Menurut Gembong, sedikitnya armada yang bergabung karena hambatan dalam pelaksanaan program terlalu banyak. Seperti misalnya minimnya minat operator atau koperasi untuk bergabung dan tak tersedianya proyeksi keuntungan yang tak jelas.
Gembong juga ragu konsep Jak Lingko, yang terintegrasi dengan berbagai moda transportasi, sulit terealisasi karena halte yang belum terkoneksi, jumlah armada kurang, dan operator yang belum berminat bergabung.
Selanjutnya, ketiga. Program rumah dengan down payment (DP) Rp 0 dengan nama SAMAWA (Solusi Rumah Warga) juga tak luput dari kritik PDIP. Menurut Gembong, minimum cicilan sebesar Rp 2 juta per bulan masih terlalu mahal untuk rakyat miskin.