TEMPO.CO, Jakarta - Nanik S. Deyang memilih bungkam usai menjalani pemeriksaan panjang, hingga 12 jam, di Polda Metro Jaya Senin siang hingga Selasa dini hari 16 Oktober 2018. Wartawati yang menjadi Wakil Ketua Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu dimintai keterangannya dalam penyidikan polisi terhadap hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Baca:
Unggah Kasus Ratna Sarumpaet di FB, Nanik S. Deyang Merasa Dibohongi
Baca Juga:
Nanik S. Deyang bungkam dan bahkan lari menghindari wartawan yang menunggui proses pemeriksaannya itu Selasa dini hari. Sesampainya di dalam mobil, Nanik S. Deyang tetap bungkam dan membelakangi kaca demi menghindar dari sorot kamera.
Marthadinata, pengacara Nanik S. Deyang, berdalih kliennya kelelahan sehingga tidak siap memberikan keterangan kepada koleganya, para wartawan. “Dia capek sekali karena sedang menjalani puasa,” ujar Marthadinata.
Hampir lebih dari 12 jam diperiksa, ia mengatakan penyidik Polda Metro Jaya memberondong kliennya dengan 30 pertanyaan. Tapi Marthadinata juga memastikan kliennya cukup kooperatif.
Baca:
12 Jam Diperiksa Hoax Ratna Sarumpaet, Timses Prabowo Bungkam
Marthadinata juga tidak merasakan adanya tekanan dari penyidik. Nanik S. Deyang juga menerima kesempatan untuk istirahat, salat, serta berbuka puasa sepanjang pemeriksaan itu. Jalannya pemeriksaan itu menjadi panjang juga karena adanya koreksi terhadap keterangan-keterangan yang diberikan Nanik S. Deyang, kliennya.
“Ya perbaikannya tidak mengurangi inti dari jawaban yang diberikan Bu Nanik,” ujar Marthadinata
Sebelumnya, polisi menyatakan pemeriksaan Nanik S. Deyang untuk menggali isi pertemuan Ratna Sarumpaet dan Prabowo Subianto pada 2 Oktober 2018 lalu. Tujuan yang sama juga untuk pemeriksaan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Said Iqbal pada 9 Oktober 2018.
Simak:
Panggil Nanik S. Deyang, Polisi Gali Isi Pertemuan Ratna Sarumpaet-Prabowo Subianto
Pertemuan itu dilakukan sehari sebelum polisi mengungkap sejumlah kejanggalan dari peristiwa penganiayaan yang diaku dialami Ratna Sarumpaet dan disebarluaskan Prabowo dan sejumlah tokoh lainnya tersebut. Pada hari itu juga Ratna Sarumpaet lalu mengaku telah menciptakan berita bohong alias hoax.