TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut Tokyo dan Sydney menjadi inspirasinya dalam pembuatan konsep naturalisasi buat sejumlah kali di Jakarta. Menurut dia, saat ini kota-kota di dunia sedang menuju era green city, dan naturalisasi menjadi salah satu caranya.
“Inilah masa depan. Seluruh dunia sedang bergerak menuju kota hijau, masa Jakarta mau kanal dan beton-beton,” ujar Anies saat menjelaskan konsep naturalisasi kepada Tempo di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 15 Oktober 2018.
Baca : Anies Minta Ketua DPRD DKI Tak Menjelek-jelekkan Skybridge Tanah Abang
Ditambahkan Anies, melalui naturalisasi maka ekosistem di sungai akan terbangun. Sehingga air bisa terserap, memperlambat arus, dan mempertahankan ekosistem hijau di sekitar sungai. Hal tersebut tak bisa terwujud jika yang dilalukan adalah betonisasi terhadap badan sungai seperti yang terjadi selama ini.
Soal perdebatan naturalisasi yang membutuhkan lahan luas untuk diaplikasikan, Anies meminta masyarakat untuk melihat Tokyo. Menurut dia, Ibu Kota Jepang itu saat ini tak memiliki lagi lahan luas, namun naturalisasi bisa tetap berjalan di sana.
“Jadi banyak cara, ilmunya sudah ada, dan naturalisasi diterapkan di banyak tempat. Jadi mbok ya open minded gitu. Hormati ilmu pengetahuan,” ujar Anies.
Anies mengatakan pihaknya sudah menyampaikan konsep naturalisasi itu kepada Menteri Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Hasilnya, Anies klaim Basuki meminta Anies mempresentasikan konsep tersebut kepada Kementerian PUPR.
Simak juga :
Dugaan Guru Hasut Siswa Benci Jokowi, Bawaslu: Ada 1 Siswa Menangis
Bupati Bekasi Tersangka Suap Meikarta, DPRD Pernah Mengingatkan...
“Pak Basuki bilang, oh apik kuwi, persentasi ke saya.” ujar Anies menirukan ucapan Basuki.
Soal sampah yang bisa mengganggu proses naturalisasi, Anies mengatakan ada teknik agar sampah tak nyengkut di rimbun pepohonan naturalisasi. “Kalau sudah jadi pasti akan asik. Tapi sekarang banyak ramainya dulu,” ujar dia.