TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah DKI Jakarta tak mengucurkan dana hibah kemitraan tahun 2018 karena hibah tahun sebelumnya tak terserap 100 persen. Hal ini dibenarkan oleh Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto.
Baca: DKI Janji Bahas Dana Hibah, Tapi Bekasi Harus Mampu Menyerap
Pada 2017 Kota Bekasi mendapatkan alokasi hibah kemitraan sebesar Rp 250 miliar. Dana ini dipakai untuk membangun jembatan Jatiwaringin Rp 50 miliar, fly over Cipendawa Rp 100 miliar, dan fly over Rawapanjang Rp 100 miliar.
Dari tiga proyek itu, hanya dana untuk jembatan Jatiwaringin yang terserap 100 persen. Sedangkan untuk fly over Rawapanjang baru terserap 25 persen di 2017 dan fly over Cipendawa belum terserap sama sekali.
Kasi Pengembangan, Pembangunan Jalan dan Jembatan di Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Kota Bekasi, Idi Susanto mengatakan, proyek fly over terkendala lahan. Pemerintah daerah belum bisa menyelesaikan pembebasan lahan yang terkena proyek. "Hibah dari DKI hanya untuk kontruksi, tidak bisa digunakan untuk pembebasan lahan," kata dia.
Khusus di Rawapanjang, kata dia, baru terserap 25 persen untuk kontruksi awal menyesuaikan lahan yang ada. Sisa dana 75 persen, diserap tahun ini karena kebutuhan lahan untuk proyek yang menghubungkan Jalan Ahmad Yani dengan Siliwangi sudah siap 100 persen.
Sementara itu, untuk fly over Cipendawa pada tahun lalu pemerintah fokus pada pembebasan lahan. Karena itu, proses kontruksi baru bisa dilakukan pada tahun 2018 dengan dana hibah DKI senilai Rp 100 miliar. "Tahun ini terserap semua, baik di Rawapanjang dan Cipendawa," kata dia.
Baca: Kisruh Dana Hibah Sampah Kota Bekasi, Anies: Kami Sudah Membayar
Tri Adhianto menambahkan, kebutuhan untuk dua fly over itu bisa mencapai Rp 500 miliar. Karena itu, pemerintah daerah meminta tambahan dana hibah ke DKI pada tahun depan. Berdasarkan dokumen pengajuan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), untuk lanjutan fly over Rawapanjang diusulkan Rp 188 miliar, dan fly over Cipendawa Rp 372 miliar.