TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Polsek Kebon Jeruk Jakarta Barat berupaya mendorong mediasi kedua kelompok yang terlibat keributan di Diskotek Bandara Daan Mogot pada Rabu dinihari. Upaya itu dilakukan untuk meredam aksi balas dendam setelah korban tewas bertambah menjadi dua orang.
Baca: Tawuran di Diskotek Bandara, Polisi Kantongi Identitas Pelaku
Kepala Unit Reskrim Polsek Kebon Jeruk Ajun Komisaris Polisi Josman Harianja di Jakarta, Sabtu, memastikan kedua kelompok tersebut tidak terlibat aksi balas dendam lebih lanjut.
Korban luka tusuk berinisial LS meninggal di RS Royal Trauma akibat luka senjata tajam dan benturan benda tumpul. Sebelumnya, korban tewas pertama dari insiden keributan di Diskotek Bandara Daan Mogot berinisial HS (38). Ia tewas tergeletak di depan halte bus dekat tempat parkir diskotek tersebut.
"Itu sudah pasti. Memang dibentuk tim kita tim preemtif ada, preventifnya juga ada, tentu tim tindaknya pun bekerja, semua itu bersinergi," ujar Josman, Sabtu 20 Oktober 2018.
Josman mengatakan upaya mediasi polisi telah dilakukan langsung saat bentrok terjadi melalui perintah Kapolres dan Kasat Reskrim Jakarta Barat, serta Kapolsek Kebon Jeruk dengan pembentukan tim khusus. Termasuk memfungsikan anggota bina masyarakatnya untuk melakukan pendekatan dalam mediasinya.
"Mudah-mudahan itu bisa diredam, dalam waktu dekat bisa terungkap sehingga itu tidak berdampak luas," ujar dia.
Baca: Keributan di Diskotek Bandara, Satu Tewas dan 4 Luka Tusuk
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih memburu pelaku penganiayaan yang membuat dua korban luka-luka dan dua tewas akibat tusukan senjata tajam dan benturan benda tumpul di Diskotek Bandara. "Yang pasti (pelaku) dalam satu kelompok, karena kelompok lainnya kan yang jadi korban. Kami masih dalami dulu," katanya.