TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka kasus berita bohong atau hoax, Ratna Sarumpaet, membantah dirinya yang meminta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk menggelar konferensi pers cerita penganiayaan dirinya pada 2 Oktober 2018.
Baca juga: Penyebab Polisi Bakal Perpanjang Masa Tahanan Ratna Sarumpaet
“Nggak, enggak,” ujar Ratna sembari menggelengkan kepalanya saat sedang bejalan dari rumah tahanan menuju Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Senin, 22 Oktober 2018.
Menurut Ratna, ia tak tahu siapa yang menginisiasi konferensi pers tersebut. Namun, ia memastikan kalau bukan dirinya lah yang meminta. “Saya nggak tahu dari mana (yang menginisiasi). Pokoknya bukan saya,” ujar Ratna.
Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Nanik S. Deyang, telah memberikan keterangan kepada polisi ihwal kebohongan yang dibuat Ratna Sarumpaet.
“Diantaranya tentang fakta bahwa Ratna sangat berusaha meyakinkan seluruh orang tentang penganiyaan itu,” kata pengacara Nanik, Marthadinata, melalui telepon pada Rabu, 17 Oktober 2018.
Menurut Marthadinata, kliennya juga menyampaikan, Ratna Sarumpaet yang menginisiasi konferensi pers yang digelar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Fakta ini merujuk pada pertemuan 2 Oktober 2018. Selain Nanik, pertemuan itu juga dihadiri Prabowo, Fadli Zon, Amien Rais, dan Said Iqbal.
Berdasarkan penilaian Nanik, kata Marthadinata, dalam pertemuan itu Ratna Sarumpaet berusaha meyakinkan semua orang bahwa penganiayaan itu benar-benar terjadi. Bahkan Ratna Sarumpaet meminta Prabowo Sarumpaet untuk mengadakan konferensi pers menceritakan tentang penganiayaan tersebut.
Baca juga: Anies Ajak Bicara Wali Kota Bekasi 1,5 Jam, Ini Hasilnya
“Kata dia agar orang lain tidak takut,” ujar Marthadinata. Atas dasar itulah Prabowo kemudian menggelar konferensi pers menjelaskan kronologi penganiayaan yang diceritakan oleh Ratna Sarumpaet.
Marthadinata menegaskan, kliennya beranggapan pertemuan itu menjadi satu rangkaian kebohongan yang diciptakan Ratna Sarumpaet. Belakangan, setelah polisi membongkar kebohongan itu, Ratna Sarumpaet baru membuka kedoknya. Dia mengaku bahwa penganiayaan itu tidak pernah terjadi. Wajahnya yang lebam bukan akibat penganiayaan melainkan pasca operasi plastik.