TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan proyek pengelolaan sampah Intermediate Treatment Facility atau ITF Sunter diperkirakan membutuhkan dana triliunan rupiah. “Bisa Rp 3 triliun atau lebih, apalagi dolar sedang tinggi,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji, Rabu, 24 Oktober 2018.
Baca: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun
Menurut Isnawa, perkiraan itu untuk mengelola sampah dengan kapasitas 2.000 - 2.200 ton per hari. Biaya pembangunan menjadi tinggi karena menggunakan teknologi yang ramah lingkungan sekaligus menghasilkan energi listrik.
Isnawa mencontohkan proyek percontohan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di TPST Bantargebang Kota Bekasi. Sampah yang dikelola setiap hari antara 50-70 ton dan menghasilkan listrik 400 KwH. Untuk membangun fasilitas itu dibutuhkan investasi tidak kurang dari Rp 90 miliar. “Untuk Sunter kami perkirakan bisa sampai 35 megawatt dan itu bisa menjadi pemasukan daerah," ujar dia.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak mempermasalahkan biaya untuk pembangunan fasilitas ITF tersebut. "Mahal atau murah itu bukan soal rupiahnya, tapi juga soal manfaatnya," kata Anies.
Dengan adanya pengelolaan sampah ITF Sunter secara otomatis mengurangi beban TPST Bantargebang yang setiap hari mengelola 7.000 ton sampah. Anies berharap peletakan batu pertama ITF Sunter bisa dilakukan pada Desember 2018.
Simak juga: Anies Targetkan ITF Sunter Kelola 2 Ribu Ton Sampah Per Hari
Berdasarkan pantauan Tempo, lokasi untuk ITF Sunter saat ini menjadi transit sampah warga Ibu Kota sebelum dibawa ke Bantargebang. Puluhan truk pengangkut sampah milik Dinas Kebersihan DKI terlihat parkir di tempat itu. Beberapa di antaranya bahkan telah berisi muatan dan ditutup terpal.
M. YUSUF MANURUNG