Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengamat: Kini Saatnya DKI Berlakukan Ganjil Genap Sepeda Motor

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Rambu ganjil-genap di kawasan Cawang, Jakarta Timur yang dipasang pada 9 Juli 2018. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Rambu ganjil-genap di kawasan Cawang, Jakarta Timur yang dipasang pada 9 Juli 2018. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Perhelatan olah raga skala internasional Asian Games 2018 disusul Asian Para Games sudah selesai, dan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi di DKI Jakarta lewat sistem ganjil genap kembali seperti semula tidak nonstop 15 jam pada Senin-Sabtu.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai kebijakan sistem ganjil genap di sejumlah ruas jalan DKI sudah harus perlu menyasar sepeda motor. Saat ini, kebijakan tersebut dikhususkan untuk kendaraan pribadi roda empat ke atas.

Baca : Dishub DKI: Perpanjangan Ganjil Genap Buat Penuhi Target

Dia menyatakan rata-rata ruas jalan yang dikenakan ganjil-genap masih banyak didominasi oleh sepeda motor. Bahkan, jalur perlintasan transportasi Jak Lingko, 78%-nya masih lebih banyak roda dua. Tidak menutup kemungkinan pengguna mobil nantinya akan beralih ke kendaraan tersebut.

"Sepeda motor juga harus dilakukan pembatasan. Jujur saja, program Jak Lingko tidak akan berhasil karena wilayah yang dilintasi itu 78% menggunakan sepeda motor, sementara sepeda motor tidak dibatasi," FGD "Efektivitas Penerapan Kebijakan Ganjil Genap di Wilayah Jabodetabek", Kamis 25 Oktober 2018.

Sebenarnya, kata Djoko, pembatasan sepeda motor pernah diberlakukan di Jalan Sudirman-Thamrin. Namun, tidak berlangsung lama karena ketika itu dinilai melanggar HAM oleh MA.

Aturan yang disebut Djoko itu merujuk Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 195 Tahun 2014 Tentang Pembatasan Lalu Lintas Sepeda Motor. Pergub itu sebelumnya melarang sepeda motor melintas di Jalan MH Thamrin-Jalan Medan Merdeka Barat.

Baca : HMI Batal Demonstrasi di Kantor GP Ansor Soal Pembakaran Bendera Tauhid

Dia mengatakan perlu dilakukan sejumlah cara untuk memantik masyarakat agar mau beralih menggunakan angkutan massal, salah satunya adalah dengan penyesuaian tarif angkutan umum. Dia mencontohkan di China, tarif KRL relatif murah yaitu sekitar 2 renminbi (yuan) dengan jarak yang sangat jauh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"KRL-nya murah dan banyak sehingga dalam sehari bisa mengangkut 10 juta orang. Naik kereta cuma 2 yuan atau Rp 4.000. Naik bus 1 yuan atau Rp2 ribu," kata dia yang juga Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia.

Selain itu, pemerintah harus bergerak cepat untuk memberikan aksebilitas angkutan umum massal yang mencakup wilayah Jabodetabek. Dia memandang sebenarnya masyarakat mau beralih apabia akses angkutan umum massal tersedia dengan sempurna.

Sebelumnya, survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Perhubungan menyatakan sebanyak 53% pengguna kendaraan pribadi tetap tidak mau beralih ke angkutan umum, seiring diberlakukannya sistem ganjil genap di sejumlah ruas jalan Jakarta.

Simak juga :
Perkiraan Cuaca, BMKG: Hujan dan Petir Guyur Jakarta Siang Ini

Peneliti Litbang Perhubungan Siti Maimunah menyebutkan sebanyak 37% pengguna kendaraan pribadi lebih memilih menggunakan jalur alternatif, sementara 16% mempunyai mobil dengan plat ganjil dan genap.

Siti juga menyebut terdapat 24% pengguna mobil pribadi beralih menggunakan angkutan umum terkait kebijakan ganjil genap. Namun, yang menjadi favorit adalah taxi dan ojek online (39%), dilanjutkan dengan Transjakarta (19%), dan KRL (18%). "Sisanya beralih menggunakan jenis angkutan umum lainnya," paparnya dalam FGD "Efektivitas Penerapan Kebijakan Ganjil Genap di Wilayah Jabodetabek".

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Diecast Honda Monkey Berlapis Emas Ini Lebih Mahal dari Motor Aslinya

1 hari lalu

Pengrajin perhiasan asal Jepang, U-Treasure membuat diecast Honda Monkey berlapiskan emas dan perak. (Foto: U-Treasure)
Diecast Honda Monkey Berlapis Emas Ini Lebih Mahal dari Motor Aslinya

Pengrajin perhiasan asal Jepang, U-Treasure, membuat diecast Honda Monkey berlapiskan emas dan perak.


Tiga Manfaat Ganti Oli Rutin untuk Mesin Motor

4 hari lalu

Layanan aftersales Yamaha di salah satu bengkel Yamaha. Dok YIMM
Tiga Manfaat Ganti Oli Rutin untuk Mesin Motor

Beberapa manfaat yang akan didapatkan oleh pengguna motor manakala rutin melakukan penggantian oli mesin, berikut manfaatnya


Isi Garasi Agus Rahardjo, yang Bongkar Intervensi Jokowi di Kasus Setya Novanto

4 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi, didampingi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo saat berbicara pada media ketika menghadiri Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia dan Peresmian Pembukaan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi Tahun 2018 di Jakarta, Selasa 4 Desember 2018. TEMPO/Subekti.
Isi Garasi Agus Rahardjo, yang Bongkar Intervensi Jokowi di Kasus Setya Novanto

Agus Rahardjo mengatakan Presiden Jokowi mulai mengintervensi KPK sejak kasus korupsi yang menyeret Setya Novanto. Simak kendaraan yang dimiliki Agus:


Tips dalam Memilih Jas Hujan

7 hari lalu

Ilustrasi naik sepeda motor di saat hujan. (Yamaha)
Tips dalam Memilih Jas Hujan

Jika belum memiliki jas hujan, disarankan untuk segera membelinya karena jas hujan merupakan kebutuhan yang wajib di tengah musim hujan saat ini.


Perbedaan Antara Jas Hujan dan Mantel

7 hari lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
Perbedaan Antara Jas Hujan dan Mantel

Meskipun keduanya bermanfaat dalam mengurangi rasa dingin yang disebabkan oleh cuaca hujan, jas hujan dan mantel memiliki perbedaan.


Memahami Fungsi Bearing Motor dengan Retainer Berbahan Composite Wood

8 hari lalu

Bearing motor dengan retainer wood laminated phenolic. (Dok Faito)
Memahami Fungsi Bearing Motor dengan Retainer Berbahan Composite Wood

Bearing merupakan salah satu komponen vital dalam konstruksi mesin motor. Simak seberapa penting peran komponen tersebut?


Mengenal Motor Buatan Indonesia Kanzen, Sering Dianggap Produk Cina

9 hari lalu

Motor buatan Indonesia bernama Kanzen.
Mengenal Motor Buatan Indonesia Kanzen, Sering Dianggap Produk Cina

Kanzen merupakan merek motor buatan Indonesia yang didirikan pada tahun 2000 oleh PT Semesta Citra Motorindo (SCM). Simak selengkapnya di sini:


Motor Murah Harley-Davidson Berpeluang Masuk Indonesia?

16 hari lalu

Logo bintang warna putih yang terpampang di tangki, lampu model bulat dan pelek jari-jari memperkuat kesan klasik Harley Davidson Softail Slim S. www.harley-davidson.com
Motor Murah Harley-Davidson Berpeluang Masuk Indonesia?

Harley-Davidson memiliki tiga model motor murah yang saat ini hanya dijual di China dan India. Meski begitu tidak menutup kemungkinan kedepannya akan dijual di Indonesia


Savart EV Buka Dealer Pertama di Jakarta, Punya Fasilitas Test Ride Menanjak

18 hari lalu

Fasilitas Test Ride Menanjak di dealer pertama Savart EV di Jakarta, Sabtu, 18 November 2023. TEMPO/Dimas Prassetyo
Savart EV Buka Dealer Pertama di Jakarta, Punya Fasilitas Test Ride Menanjak

Savart EV resmi membuka dealer pertamanya yang disebut Experience Store di Jakarta Selatan, Sabtu, 18 November 2023.


BAF Salurkan Donasi untuk Pendidikan Ratusan Anak di Maluku

19 hari lalu

Gedung Bussan Auto Finance. (BAF)
BAF Salurkan Donasi untuk Pendidikan Ratusan Anak di Maluku

BAF berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) yang membantu pemerintah mewujudkan Program Wajib Belajar 12 Tahun.