TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Banser DKI Jakarta Abdul Mufid memastikan kematian anggotanya, Jatmiko, bukan karena bentrok dengan peserta Aksi Bela Tauhid. Jatmiko diduga tewas akibat kelelahan saat berjaga di Kantor GP Ansor, Jalan Kramat Raya, hari ini.
Baca: Batal Demo Pembakaran Bendera di PBNU, HMI: Ada Intervensi ...
Sejumlah demonstran pembakaran bendera memang mendatangi kantor GP Ansor Jumat petang. Mereka sempat melontarkan provokasi dan memicu adu mulut.
Namun, Abdul Mufid berujar meninggalnya Jatmiko tidak berhubungan dengan adu mulut itu. Jatmiko adalah Wakil Komandan Banser Jakarta Pusat.
"Tidak ada sangkut pautnya," ujar dia di lokasi, Jumat, 26 Oktober 2018.
Abdul mengatakan hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa Jatmiko kecapekan. "Beliau kelelahan, dan menurut dokter kena serangan jantung," katanya.
Penjagaan kantor GP Ansor dan PBNU hari ini dilakukan untuk mengantisipasi unjuk rasa pembakaran bendera yang akan digelar oleh HMI Cabang Jakarta Pusat dan ormas lainnya. Namun, HMI batal melaksanakan demonstrasi.
Abdul Mufid mengatakan, rekannya telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Jatmiko disebut meninggal sekitar 15 menit pasca massa Aksi Bela Kalimat Tauhid mampir di depan kantor GP Ansor.
Baca: HMI Batal Unjuk Rasa Pembakaran Bendera, Banser Tetap Siaga
Sekitar pukul 16.30, Abdul Mufid mengatakan massa unjuk rasa pembakaran bendera mampir di depan kantor GP Ansor. Adu mulut antara dua kelompok sempat terjadi. "Tidak berujung bentrokan dan sebagainya. Kita satu komando, gak akan keluar gedung," katanya.