TEMPO.CO, Bekasi -Salah satu korban pesawat Lion Air jatuh di perairan pantai utara Tanjung Karawang merupakan warga Kota Bekasi, Jawa Barat. Dia adalah pegawai di PT. Pos Indonesia di Pangkal Pinang, Muhammad Luthfi Nur Ramadhani, 24 tahun.
"Kami masih berharap ada mukjizat, meskipun itu kecil," kata kakak ipar Lutfi, Sasa saat ditemui wartawan di kediamannya, Jalan Kusuma Timur Blok C 1, Kelurahan Arenjaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Senin, 29 Oktober 2018, tentang pesawat Lion Air jatuh itu.
Baca : Basarnas Sebut Korban Masih Terjebak di Pesawat Lion Air JT 610
Selama ini Lutfi tinggal di Pangkal Pinang. Karena sejak bekerja di PT. Pos Indonesia, anak kedua dari empat bersaudara tersebut mendapatkan penugasan dari perusahaan tempatnya bekerja. Bahkan sampai menikah, adiknya tetap tinggal di sana.
"Ke Jakarta karena hendak tes di BI (Bank Indonesia)," kata dia.
Ia mengatakan, Lutfi tiba di Jakarta pada Jumat lalu. Setiap ke Jakarta, kata dia, Lutfi dipastikan pulang ke rumahnya di Wismajaya. "Tadi pagi, orang tua sempat mengantarkan ke bandara, karena hendak pulang ke Pangkal Pinang," kata dia.
Simak pula :
Pesawat Lion Air 610 Jatuh, RS Polri Kerahkan 66 Ahli Forensik
Menurut dia, Lufti belum setahun menikah dengan istrinya Karlina yang sedang mengandung tua. Ia mengatakan, keluarga mengetahui bahwa Lutfi bagian dari penumpang Lion Air yang jatuh sekitar pukul 08.00 WIB. Apalagi, setelah terkonfirmasi pesawat ini hancur di laut Tanjung Karawang.
Pesawat Lion Air JT 610 lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 6.20. Namun pada pukul 06.33, pesawat itu hilang dari radar dan tidak bisa dihubungi. Pesawat Lion Air yang jatuh itu mengangkut 178 penumpang dewasa 1 penumpang anak-anak dan 2 penumpang bayi termasuk dalam penerbangan ini ada 3 pramugari sedang pelatihan dan 1 teknisi.