TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepulauan Bangka Belitung, Nanang Hadiyanto, mengatakan salah satu pegawainya, Arfiyandi, menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang.
Saat itu, menurut Nanang, Arfiyandi tengah berkunjung ke Bogor, Jawa Barat, dalam rangka tugas.
Baca : Basarnas Temukan Seragam Pramugari Lion Air JT 610, Milik Siapa?
“Yang bersangkutan (Arfiyandi) tanggal 24-26 Oktober 2018 melaksanakan perjalanan dinas mengantar barang bukti narkotika ke lab. BNN di Lido, Bogor,” kata Nanang dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 31 Oktober 2018.
Arfiyandi menjabat sebagai Kepala Seksi Intelijen BNNP Kepulauan Bangka Belitung. Namanya tercatat dalam manifes penumpang pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang dengan nomor kursi 8f. “Dalam penerbangan itu ia hendak pulang kembali ke Pangkal Pinang,” ucap Nanang.
Foto serpihan pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang, yang jatuh di laut utara Karawang, Jawa Barat, Senin, 29 Oktober 2018. Pesawat Lion Air JT-610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang, yang hilang kontak sejak pukul 06.23, Senin, mengangkut 181 penumpang dan tujuh kru. ANTARA/HO-Pertamina
Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung jatuh di perairan Tanjung Karawang sesaat setelah mengudara dari Bandara Soekarno - Hatta pada pukul 06.20 WIB.
Pesawat membawa 188 orang, 181 merupakan penumpang dan 7 orang lainnya awak pesawat. Hingga saat ini, dari hasil pencarian Badan SAR Nasional, sebanyak 24 kantong jenazah telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk keperluan identifikasi.
Simak juga :
Cerita Penyelam Basarnas Aduk Lumpur Dasar Laut Cari Korban Lion Air JT 610
Kepala Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Nugroho Budi Wiryanto, mengatakan hingga kemarin sudah 37 kantong jenazah yang dikirim ke DVI RS Polri.
Rumah Sakit Polri Said Soekanto telah mendata ada 87 bagian tubuh dari 24 kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610. hingga saat ini tim disaster victim identification (DVI) telah menerima 147 hasil tes DNA dari keluarga korban. Untuk data ante mortem, tim DVI telah menerima 185 data.