TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional atau Basarnas, Muhammad Syaugi menyatakan fokus esok hari (Kamis 1 November 2018) adalah mengangkat bagian-bagian pesawat dan korban yang ada di dalamnya serta menemukan black box. Dia mengatakan, Kementerian ESDM telah meminjam alat berupa crane untuk mengangkat objek dari bawah laut.
Baca : Cerita Penyelam Basarnas Aduk Lumpur Laut Cari Korban Lion Air JT 610
"Apabila menemukan body yang besar bisa diangkut dengan crane berkekuatan 100 ton itu," katanya di Tanjung Priok, Rabu malam 31 Oktober 2018.
Satu dari empat kapal berteknologi pemindai objek bawah laut yang diterjunkan telah menemukan lokasi bagian-bagian pesawat. Selain itu, kapal juga menemukan lokasi ping locater yang diduga berasal dari black box Lion Air.
Syaugi berujar, lokasi temuan berada sekitar 400 meter Barat Laut dari kordinat pesawat Lion Air JT 610 saat hilang kontak dengan menara kontrol bandara. Kedalaman lokasi mencapai 32 meter.
Syaugi melanjutkan, pencarian sore tadi terganggu oleh arus laut yang cukup deras sehingga menyulitkan penyelam. Kendala lain, daerah tersebut dipenuhi pipa milik Pertamina. Izin menurunkan jangkar kapal di lokasi itu telah dilayangkan ke Pertamina.
"Strateginya begitu, supaya bisa turunkan jangkar, bisa turunkan ROV, penyelam bisa jelas turun ke bawah, tidak terbawa arus," katanya.
Lion Air JT 610 jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin, 29 Oktober 2018. Pesawat jenis Boeing 737 Max8 itu hilang kontak pada pukul 06.32 WIB, atau sekitar 12 menit setelah take off dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Pesawat dengan registrasi PK-LQP itu dipimpin oleh pilot Kapten Bhavye Suneja dan kopilot Harvino, serta lima awak kabin. Mereka membawa 181 penumpang menuju Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Simak berita tentang Basarnas hanya di Tempo.co