TEMPO.CO, Jakarta -Psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Wiene Dewi mengatakan pelukan yang diberikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sangat memberikan arti untuk keluarga korban Lion Air JT 610.
Menurut Wiene, ada sebutan 'Miracle of Hug' untuk menggambarkan sebuah manfaat dari sebuah pelukan.
Baca : Psikolog: Keluarga Korban Lion Air JT 610 Butuh Sekali Teman
"Pelukan memberikan ketenangan, meningkatkan kepercayaan, kenyamanan, keamanan, menghilangkan stress,dan sangat memberi arti," kata Wiene di hotel Ibis, Cawang, Jakarta, Rabu 31 Oktober 2018.
Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 melihat barang-barang penumpang yang berhasil ditemukan tim Basarnas dii Tanjung Priok, Jakarta, 31 Oktober 2018. REUTERS/Beawiharta
Sebelumnya, Sri Mulyani yang akrab disapa Bu Ani bertemu dengan keluarga pegawai Kementerian Keuangan yang menjadi korban pesawat Lion Air.
Dalam pertemuan di kantor Basarnas pada Senin, 28 Oktober 2018 itu, Sri Mulyani tampak sedih dan menangis. Bu Ani pun memeluk satu-satu keluarga korban yang hadir. Keharuan meruap di ruangan tersebut cukup lama.
Sebanyak 21 pegawai Kementerian Keuangan menjadi korban Lion Air JT-610. Dalam keterangan tertulis, Senin, 29 Oktober 2018, dari 21 korban tesebut sebanyak 12 orang adalah bagian dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP), dua orang pegawai Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 6 orang pegawai Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) dan 3 orang merupakan pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).
Simak juga :
Pencarian Kotak Hitam Lion Air JT 610, Basarnas: Ping Locater Berbunyi
Wiene sendiri bersama dengan tim dari Himpsi tengah melakukan pendampingan psikologis bagi para kerabat korban pesawat Lion Air JT 610.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyapa dua anak pegawai Kementerian Keuangan yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air di Crisis Center Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, 29 Oktober 2018. Direktur P2 Humas Direktorat Jenderal mengatakan 12 pegawai KPP Pratama Bangka dan KPP Pratama Pangkalpinang menjadi penumpang pesawat Lion Air JT 610. Foto/Karyawan DJP
Dia mengatakan sejak kemarin Himpsi telah mendirikan tiga Crisis Center untuk pendampingan psikologis keluarga korban pesawat tersebut di bandara Halim Perdanakusuma, hotel Ibis, dan Rumah Sakit Polri.
"Yang kami lakukan benar-benar pendampingan misal ada yang ingin menangis atau ingin curhat. Baru kami lihat jika ada yang butuh tindakan lanjutan kami sediakan ruangan khusus," ujar dia terkait layanan khusus kepada keluarga korban Lion Air JT 610.