TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) memperkirakan ribuan pengguna Transjakarta bakal terganggu dengan revitalisasi tiga jembatan penyeberangan orang atau JPO . Sebab, perbaikan jembatan itu dibarengi dengan penutupan sementara dua halte Transjakarta, yaitu Halte Polda Metro Jaya dan Bundaran Senayan.
Baca: Dikerjakan, Proyek JPO 'Zaman Now' Sandiaga Uno Rp 56 Miliar
"Ditutup hingga akhir Desember 2018," ujar Country Director ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto dalam keterangan tertulis, Jumat, 2 November 2018.
Yoga menjelaskan, berdasarkan data tap in dan tap out yang ia peroleh dari PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), setiap hari rata-rata ada sekitar 22 ribu orang yang naik dan turun di tiga halte Transjakarta yang berada di Sudirman, Jakarta Pusat. Ketiga halte itu adalah, Halte GBK dengan 12.066 orang, Halte Polda 2.886 orang, dan Halte Bundaran Senayan 7.257.
Saat ini, JPO Polda Metro Jaya dan JPO Bundaran Senayan sedang dibangun ulang sehingga masyarakat tak bisa mengakses halte Transjakarta yang berada di sana. Sebagai gantinya, Dinas Perhubungan mengalihkan penumpang bus Transjakarta dari/menuju kedua halte itu ke halte Gelora Bung Karno (GBK).
Saat ini pun, JPO GBK juga sedang direvitalisasi. Sehingga, masyarakat yang ingin mengakses Halte Transjakarta GBK harus menggunakan pelican crossing.
Dengan terkonsentrasinya para penumpang di halte GBK, Yoga berpendapat, akan sangat berpengaruh terhadap kenyamanan penumpang. Ribuan orang harus berjalan jauh dan berdesak-desakan. Sedangkan, para pengguna angkutan umum sangat sensitif terhadap aspek kenyamanan. "Dampaknya, ada kemungkinan penumpang beralih ke taksi online atau kendaraan pribadi," ujar Yoga.
Ia menyarankan agar Halte Polda Metro Jaya dan Halte Bundaran Senayan tetap berfungsi seperti biasa. Ia menyarankan Pemprov DKI memfasilitasinya dengan zebra cross atau pelican crossing seperti yang digunakan di Halte GBK, Bundaran HI, Sarinah, dan Bank Indonesia.
Baca berita sebelumnya:
Revitalisasi JPO Sudirman Mundur, Ini Kata Sandiaga Uno
Ketiga JPO yang akan direvitalisasi tersebut merupakan rencana mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Saat menjabat, ia menginginkan adanya JPO kekinian di Jakarta. Adapun biaya revitalisasi ketiga JPO itu masing-masing sebesar Rp 17,4 miliar, Rp 19,3 miliar, dan Rp 18,5 miliar dengan total Rp56 miliar.