TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Tim identifikasi korban Lion Air jatuh telah meminta sampel DNA dari keluarga pilot dan kopilot. Sampel DNA diberikan bersama kelengkapan data lainnya untuk kepentingan identifikasi.
Baca:
Tragedi Lion Air Ungkap Rahasia Kebajikan Kopilot di Mata Keluarga
Cerita Kopilot Lion Air Jatuh, Peringatan Sang Ayah Terbukti?
Kakak kopilot Harvino, Novi Cahyadi, mengungkapkan kalau pengambilan sampel DNA dilakukan sama seperti keluarga korban lainnya yakni di RS Polri Kramatjati. “Semalam yang diambil sampel DNA yakni anak perempuan dari Harvino,” katanya, Kamis 1 November 2018.
Novi juga mengatakan untuk proses validasi paling lama dilakukan untuk ciri fisik adiknya. Dia menyebutkan ciri seperti tinggi badan, tanda lahir di tangan, dan tahi lalat di pundak. "Sedang untuk barang-barang yang ditemukan itu untuk proses penyidikan," katanya.
Orang tua kopilot Lion Air JT 610 menunjukan foto anaknya, Harvino, 42 tahun, di kediamannya di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, 30 Oktober 2018. Kopilot Harviano bersama pilot Capt. Bhavye Suneja merupakan awak yang menerbangkan pesawat Lion Air JT 610. ANTARA/Muhammad Iqbal
Novi menambahkan bahwa progres apapun nantinya terkait kopilot Harvino akan dilaporkan kepada dirinya sebagai perwakilan dari keluarga Harvino. “Semalam itu juga bertemu keluarga pilot yang dari India,” katanya.
Baca juga:
Ini Catatan Pilot Sebelum Lion Air Jatuh? Simak Penjelasannya
Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang hilang kontak dan jatuh di Tanjung Karawang, Senin 29 Oktober 2018. Pesawat dipiloti Kapten Bhavye Suneja dan Kopilot Harvino. Keduanya bersama lima awak menerbangkan 181 penumpang dari Bandara Soekarno-Hatta.