TEMPO.CO, Tangerang - Para calon penumpang di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, mengaku mulai melupakan trauma naik pesawat Lion Air. Padahal jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, baru empat hari, dan pencarian jenazah masih berlangsung.
Baca juga: Altitude Disagree Bikin Lion Air Jatuh? Ini Jawab Mekanik Pesawat
Berdasarkan pengamatan Tempo di Terminal IA dan IB Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat siang, 2 November 2018, nyaris tak ada wajah tegang dari calon penumpang pesawat Lion Air. Mereka seperti tidak terpengaruh oleh insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Calon penumpang terlihat mengantre dan memenuhi terminal keberangkatan.
Setibanya di lobi Terminal, sebagian calon penumpang langsung melakukan check-in ke area boarding. Beberapa orang masih menunggu di lobi Terminal. Andi Rusdianto, calon penumpang Lion Air tujuan Jakarta-Surabaya, mengaku jatuhnya pesawat tujuan Pangkalpinang pada Senin, 26 Oktober lalu, itu tidak mengurungkan niatnya naik pesawat bertarif murah tersebut.
"Awalnya, sih, sempat waswas juga, tapi lama-kelamaan rasa takutnya hilang, makanya tetap naik Lion Air," ujar Andi kepada Tempo di Terminal 1 A Bandara Soekarno-Hatta, Jumat siang.
Andi mengaku sudah lama menjadi pelanggan Lion Air. "Saya ke mana-mana naik Lion Air. Jakarta, Surabaya, Kalimantan, Bali menggunakan maskapai yang sama," ujar pekerja swasta asal Ponorogo berusia 30 tahun itu.
Andi mengatakan masalah kecelakaan dan ajal diserahkan kepada takdir saja. "Kalau takdirnya mau mati, enggak harus di pesawat kan. Di mana dan kapan, kalau sudah takdir, pasti terjadi," ucapnya.
Bagi Andi, sebagai maskapai murah, Lion Air memiliki banyak kelebihan. "Tarif murah, jadwal penerbangan paling banyak, paling lengkap ke mana saja dan jam berapa saja ada, pelayanan lumayan," tuturnya.
Baca juga: Lion Air Jatuh, Tim Bekasi Temukan Uang Dolar di Muara Gembong
Soal minusnya, kata Andi, delay Lion Air yang kadang kelewatan lamanya. "Saya pernah delay sampai enam jam lebih waktu naik pesawat dari Bandung ke Surabaya," katanya.
Topik Irawan, 28 tahun, calon penumpang Lion Air asal Blitar, Jawa Timur, mengaku awalnya sempat ketakutan naik pesawat seusai peristiwa kecelakaan pesawat yang mengangkut 188 penumpang dan kru itu. "Rabu dua hari lalu, saya masih takut. Dari Surabaya ke Jakarta akhirnya naik kereta api," ujarnya.
Namun, seiring berjalan waktu, Topik mengaku rasa khawatir itu sekarang telah hilang dan dia tetap menggunakan pesawat Lion Air sebagai tumpangannya ke Surabaya. "Ini penerbangan saya yang pertama, tapi saya tidak takut," ucapnya.
Hal yang sama disampaikan Wilda dan Wildan. Kakak beradik ini menggunakan pesawat Lion Air ke Medan. "Sudah lama pakai Lion Air jadi enggak ngaruh soal kecelakaan itu," tutur Wilda sambil bergegas.
Baca juga: Menhub Telusuri Penumpang Lion Air yang Diduga Tak Masuk Manifest
Suasana kantor costumer service Lion Air di Terminal IA juga terlihat ramai oleh calon penumpang yang bertanya mengenai penerbangan maskapai itu. "Sampai siang ini, penerbangan normal, penumpang juga tetap ramai," kata salah satu petugas yang mengaku bernama Frans.
Menurut dia, sejak pagi hingga siang hari ini tercatat 26 penerbangan Lion Air terisi penuh. "Tetap ramai seperti biasa," ujarnya.