TEMPO.CO, Jakarta - RS Polri Raden Said Sukanto Kramat Jati telah menerima 137 kantong jenazah korban pesawat Lion Air jatuh hingga Ahad 4 November 2018. Pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 jatuh di Tanjung Karawang pada Senin, 29 Oktober 2018.
Baca: Penyelam IDRT yang Gugur Ditugaskan Khusus Cari Jenazah Korban Lion Air
"32 kantong yang terakhir diterima sedang dilakukan pemeriksaan. Semoga teridentifikasi hari ini," kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Tingkat I Raden S Sukanto Kramat Jati, Kombes Polisi Edi Purnomo di Jakarta, Senin 5 November 2018.
Kombes Edi Purnomo menjelaskan, sejak hari pertama pemeriksaan hingga rekonsiliasi data terakhir pada 4 November, ada 14 individu yang berhasil teridentifikasi.
"Ada 14 individu, terdiri atas tiga perempuan dan 11 laki-laki. Individu yang teridentifikasi sudah diserahkan ke keluarga kemarin," kata Kombes Pol Edi saat jumpa pers tersebut.
Dalam kesempatan itu, Kombes Polisi Edi menyampaikan hasil rekonsiliasi (pencocokan data) dari 24 kantong jenazah dapat diketahui Senin siang.
Proses pencocokan data DNA ataupun tanda medis untuk mengidentifikasi penumpang Lion Air PK-LQP, menurut Edi, membutuhkan waktu relatif panjang. Pasalnya, satu kantong jenazah memuat lebih dari satu bagian tubuh dari beberapa individu.
Alhasil, jumlah individu yang berhasil diidentifikasi tidak dapat dibandingkan dengan jumlah kantong jenazah yang telah diterima. Pasalnya, pemeriksaan DNA dilakukan secara bertahap, dan membutuhkan waktu setidaknya empat hari.
Dari 14 individu yang teridentifikasi, tidak semua dikenali dari data DNA. Untuk jenazah pertama tidak teridentifikasi dari DNA, kedua dan ketiga juga tidak. Baru tujuh jenazah kemarin, enam di antaranya dikenali dari DNA-nya, satunya dari tanda medis.
Edi mengatakan hasil pemeriksaan DNA untuk postmortem hari pertama baru diketahui Minggu.
Baca: Cerita Penyelam Syahrul Anto Evakuasi Korban Pesawat Jatuh
Pesawat Lion Air PK-LQP jatuh di Tanjung Karawang, 29 Oktober pagi, dalam perjalanannya dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Pesawat jatuh itu mengangkut 178 penumpang dewasa, satu anak-anak, dua bayi, dua penerbang, lima awak kabin aktif, dan tiga awak kabin masa percobaan.