TEMPO.CO, Bekasi - Sejumlah warga Kota Bekasi pemegang Kartu Sehat (KS) kecewa diberlakukannya sistem rujukan berjenjang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari pemerintah. Sebab, kartu itu dinilai tidak sakti lagi dipakai untuk berobat ke semua rumah sakit swasta di wilayahnya.
Baca juga: Kartu Sehat Bekasi, Rahmat Effendi: Sakit Ringan di Puskesmas
"Sekarang harus pakai rujukan dari Puskesmas, tidak bisa lagi langsung ke rumah sakit swasta," kata Sarti, 48 tahun, warga Bekasi Jaya, Bekasi Timur, kepada Tempo, Senin, 5 November 2018.
Ibu rumah tangga itu mengaku, pekan lalu ingin memeriksakan matanya di Rumah Sakit Bhakti Kartini, Bekasi Timur. Namun, petugas rumah sakit menolak, dengan alasan sebelum ke rumah sakit, saat mendaftar pasien harus menyertakan rujukan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). "Puskesmas antre lama, akhirnya enggak jadi berobat," ujar ibu tiga anak ini.
Pemegang Kartu Sehat lainnya, Rosi (26), juga kecewa karena Kartu Sehat tidak lagi bebas dipakai di rumah sakit swasta. Padahal, sebelumnya dua kali berobat di rumah sakit di Jalan Kartini, Bekasi Timur, tak memakai rujukan dari Puskesmas.
"Saya ke Puskesmas, malah tidak dikasih, karena petugas bilang saya masih sehat bugar," kata Rosi. Ia butuh kontrol ke rumah sakit usai keguguran kehamilan kedua. Ketika itu, dia ditangani di rumah sakit tersebut.
Karena tak mendapatkan surat rujukan, dia kepalang kecewa, dan memilih meninggalkan Puskesmas di Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur. "Sekarang lebih ribet dari sebelumnya," ujar Rosi.
Sedangkan Firgi (19), karena tak bisa langsung pakai Kartu Sehat di semua rumah sakit swasta, dia memilih langsung ke RSUD Kota Bekasi di Jalan Pramuka, Bekasi Selatan. "Waktu di klinik, sudah diberi tahu kalau pakai KS harus ada rujukan, khawatir lama langsung ke RSUD, dan langsung ditangani," ujar Firqi.
Kepala Bagian Humas Setda kota Bekasi Sajekti Rubiah mengatakan, pengguna Kartu Sehat sekarang harus melakukan pengobatan awal di Puskesmas. Apabila diperlukan penanganan khusus maka dapat dirujuk ke RSUD Kota Bekasi atau rumah sakit swasta yang ditunjuk. "Ini merupakan hasil evaluasi pelayanan Karu Sehat Kota Bekasi selama ini,” kata Sajekti.
Sebelumnya, kata Sajekti, banyak pengguna Kartu Sehat tidak efisien dalam pengunaannya. Sebagai contoh, hanya sakit influenza, batuk maupun diare, warga langsung ke rumah sakit swasta yang mereka inginkan.
Baca juga: Kota Bekasi Hentikan Pencetakan Kartu Sehat, Ini Alasannya
Padahal, ujar Sajekti, sebenarnya penyakit ini bisa ditangani di tingkat Puskesmas. "Secara garis besar KS berbasis NIK ini tidak mengalami perubahan, hanya penanganan identifikasi penyakiti ringan di tangani di Puskesmas," ujar Sajekti.
Berdasarkan data didapatkan Tempo, jumlah penduduk Kota Bekasi saat ini mencapai 2,6 juta jiwa. Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Kependudukan (KS-NIK) yang dikeluarkan mencapai 600 ribu keping. Pengguna Kartu Sehat itu adalah yang tercantum di dalam kartu keluarga yang telah terverifikasi oleh Kementerian Dalam Negeri.