TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 25 penyelam yang membantu mengevakuasi jenazah dan pecahan pesawat Lion Air JT 610 telah menjalani terapi hiperbarik di Rumah Saki Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa, 6 November 2018. Terapi hiperbarik adalah terapi dengan menghirup oksigen murni di dalam ruangan udara bertekanan tinggi.
Baca juga: Evakuasi Lion Air, Penyelam Disarankan Ikut Terapi Hiperbarik
Kepala Ruangan Hiperbarik RS Polri Suster Intan Sitorus mengatakan pemberian terapi hiperbarik kepada penyelam telah dilakukan sejak Ahad lalu. Ia merinci, pada Ahad lalu, 15 penyelam Polri menjalani terapi hiperbarik, dan lima penyelam lagi ikut terapi, kemarin, Senin.
"Hari ini (Selasa) ada lima lagi penyelam dari Polri sedang menjalani terapi hiperbarik," kata dia di ruangannya.
Ia menuturkan mayoritas penyelam yang telah melakukan terapi berasal dari Polri. RS Polri menyarankan semua penyelam yang terlibat dalam evakuasi Lion Air menjalani terapi ini. "Penyelam dari relawan baru satu orang yang menjalani terapi pada Senin kemarin," ujarnya.
Intan menjelaskan, terapi hiperbarik bisa mengusir nitrogen dalam tubuh karena proses penyelaman. Dengan terapi ini, nitrogen yang masuk ke tubuh saat penyelaman bakal dibersihkan.
Vice Disaster Victim Identification Commander Komisaris Besar Triawan Marsudi mengatakan terapi hiperbarik diperlukan untuk mengurai racun di dalam tubuh penyelam.
Baca juga: Seorang Penyelam Meninggal Saat Pencarian Pesawat Lion Air JT 610
"Sebab, saat masuk ke bawah laut, tubuh penyelam bisa mengandung nitrogen. Terapi ini bisa membuang nitrogen yang menjadi racun di dalam tubuh," ucapnya.
Proses terapi hiperbarik bakal berlangsung selama dua jam. Pada 30 menit, pertama peserta terapi bakal diistirahatkan selama 15 menit. Lalu kembali lagi menjalani terapi selama 30 menit dan istirahat 5 menit setelahnya.
"Setelah itu terapi lagi 30 menit dan istirahat kembali 5 menit," tutur Triawan.
Simak juga: Penyelam Tewas Saat Pencarian Lion Air, Diduga Akibat Dekompresi
Penyelam Polair memakai masker oksigen sebelum melakukan terapi oksigen hiperbarik di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Ahad, 4 November 2018. RS Polri memberlakukan terapi ini untuk tim penyelam yang terlibat dalam proses evakuasi pesawat Lion Air JT 610. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Sebelum menjalani terapi, para peserta harus menjalani serangkaian pemeriksaan, di antaranya pemeriksaan riwayat penyakit dan riwayat penyelaman atau penerbangan.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan medis, seperti pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) serta radiologi. Selain itu, penyelam harus dipastikan telah mempunyai asupan nutrisi dan karbohidrat yang cukup sebelum menjalani terapi.
Simak juga: Tabur Bunga Lion Air JT 610, Keluarga: Sampai Ketemu Lagi ya Nak
Sebab, terapi hiperbarik bisa mengurangi kadar glikemik di dalam tubuh. "Jadi harus makan terlebih dahulu. Sebab, peserta terapi bakal mendapatkan udara tekanan tinggi selama dua jam."
Sudah 25 penyelam yang membantu mengevakuasi jenazah dan pecahan pesawat Lion Air JT 610 menjalani terapi hiperbarik di RS Polri, Kramat Jati.