TEMPO.CO, Jakarta - Nama politikus Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo atau Sara Djojohadikusumo, pernah diisukan masuk dalam bursa calon wagub DKI menggantikan Sandiaga Uno. Namun isu itu sudah dibantah oleh pengurus Gerindra.
Baca: Sara Djojohadikusumo Jadi Wagub DKI? Ini Profil Keponakan Prabowo
Tanpa diduga, Sara tiba-tiba muncul di balai kota Jakarta pada Rabu siang, 7 November 2018. Kedatangannya mengundang perhatian wartawan. Sara langsung menuju ruang wakil gubernur yang ada di lantai 2. “Saya cuma ke ruang rapat (wagub) doang,” ujar Sara sambil tertawa, menjawab pertanyaan wartawan ihwal kunjungannya itu.
Menurut Sara, kedatangannya tidak berkaitan dengan masalah politik, apalagi dengan pemilihan calon wakil gubernur DKI. Ia tengah menjajaki kerja sama dengan pemerintah DKI Jakarta untuk mengatasi masalah perdagangan manusia. Kerja sama itu dilakukan lewat yayasan miliknya, Parinama Astha (Partha).
Sara menegaskan, perlawanan terhadap perdagangan manusia sejalan dengan visi dan misi Gubernur Anies Baswedan. Bahkan Anies berencana membuka rumah aman (safety house) di tingkat kecamatan, bagi para korban. Yayasan Partha bersedia menjadi operator untuk rumah aman itu.
Sejauh ini, kata Sara, rencana kerja sama berjalan mulus. Ia berharap, tahun depan rencana ini bisa dijalankan dan rumah aman sudah bisa membantu korban perdagangan manusia.
Baca: Jadi Calon Wagub DKI? Sara Djojohadikusumo: Biar Ada Emak-Emak
Ihwal calon wagub DKI pengganti Sandiaga, Sara dengan tegas menyatakan tak berminat. Ia bahkan tak memiliki ambisi untuk duduk di jajaran eksekutif. "Saya menyadari, saya siapa dan kemampuan saya masih jauh, masih harus banyak belajar," ujar Sara.