TEMPO.CO, Jakarta - Tangis pecah saat tujuh jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 diserahkan dari tim Tim Disaster Victim Identification (DVI) kepada keluarga di posko post mortem Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu malam, 7 November 2018.
Baca juga: Hari ke-10 Evakuasi Korban Lion Air, Hanya Ada Satu Kantong Mayat
Tujuh jenazah itu adalah Kasan, Eling Sutikno, Sahabudin, Sekar Maulana, Rio Nanda Pratama, Radhika Widjaya, dan Refezha Widjaya. Sekitar satu jam proses penyerahan jenazah, isak tangis keluarga tidak berhenti terdengar.
"Semoga saudara-saudara kami diterima di sisi Tuhan, dan semoga keluarga tabah," kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri Komisaris Besar Edi Purnomo saat prosesi penyerahan jenazah.
Dua kakak Eling Sutikno sesenggukan di atas peti. Kesedihan dari keluarga anggota DPRD Bangka Belitung itu juga belum berakhir, karena jasad dari isteri Eling, Jumaliah, belum kunjung ditemukan.
Solikun, ayah Sekar Maulana, tidak berhenti memanjatkan doa sejak peti jenazah anaknya dikeluarkan dari rumah sakit hingga dibawa ke dalam ambulans. Sesekali, doanya tersendat karena terisak.
Peti terakhir yang dibawa ambulans adalah jenazah Sahabudin. Isteri Sahabudin, Rismayanti meletakkan kepala di atas peti sambil menangis.
Baca juga: Cerita Panggilan Mesra Anggota DPRD Korban Lion Air ke Istrinya
Jemari tangan kanannya mengelus-elus peti sang suami. Anak lelakinya, Angga Purnama, beberapa kali menghampiri untuk mengahapus air mata ibunya. Rismayanti tidak beranjak dari peti hingga ambulan datang.
Hingga Selasa malam, tim DVI mengidentifikasi 51 penumpang Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP itu. Sebanyak 40 jenazah di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan 11 perempuan.