TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Laboratorium dan Klinik Odontologi Kepolisian, Komisaris Besar Agustinus MHT mengatakan baru berhasil mengantongi 70 data gigi (dental record) korban Lion Air JT 610. Data dikumpulkan dari 189 keluarga korban yang sudah melapor dan melakukan identifikasi.
Baca:
Basarnas Tambah Tiga Hari Lagi Masa Evakuasi Lion Air JT 610
"Hanya ada 70 data gigi yang berhasil didapat, selebihnya tidak pernah melakukan perawatan gigi," ujar Agustinus yang juga seorang dokter gigi, Rabu 7 November 2018.
Agustinus menerangkan kalau timnya mencatat setiap "body part" yang terkait dengan gigi, rahang korban. Mereka mendata bentuk maupun warna, serta segala intervensi yang terjadi di gigi seperti tambalan, behel, dan lain-lain untuk kemudian disandingkan dengan data antemortem atau data ketika korban masih hidup.
Baca:
DVI: Identifikasi Korban Lion Air Berlanjut Meski Evakuasi Distop
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri memeriksa jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang baru tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis, 1 November 2018. Hasil tes DNA korban Lion Air membutuhkan waktu sekitar 4-8 hari dari saat sampel diterima di laboratorium. REUTERS/Beawiharta
Kendala yang ditemui penyidik dari Odontologi yaitu tidak utuhnya gigi korban, tidak lengkapnya catatan gigi korban dan kurang jelasnya foto gigi korban yang seharusnya dapat dijadikan data sekunder. Meski begitu, tanpa kelengkapan itu pun tim Odontologi berperan besar menentukan gender, usia, dan ras.
"Dari 'body part' minimal kami bisa memperkirakan usia korban, gender, misalnya pria lebih rata tulang rahangnya, sudut rahangnya agak kurus, sedangkan wanita lebih landai," kata Agustinus.
Baca:
Satu Bayi Korban Lion Air Teridentifikasi, Satu Masih Dicari
Hingga hari kesepuluh, Rabu 7 November 2018, tim DVI di RS Polri telah mengidentifikasi 51 penumpang, terdiri atas 40 laki-laki, dan 11 perempuan. Satu di antara yang sudah teridentifikasi itu adalah bayi atas nama Rafezha Widjaya. Total penumpang Lion Air jatuh di Tanjung Karawang, 29 Oktober 2018, sebanyak 181 orang dengan kru tujuh orang.
ANTARA