TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Komisaris Besar Edi Purnomo mengatakan tim Disaster Victim Identification bakal terus bekerja untuk mengidentifikasi seluruh jasad korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 dihentikan mulai Sabtu 10 November 2018.
"Kami akan identifikasi seluruh bagian tubuh korban Lion Air JT 610 yang masuk ke rumah sakit," kata Edi saat dihubungi, Sabtu 10 November 2018.
Baca : 79 Jenazah Korban Pesawat Lion Air JT 610 Telah Diidentifikasi
Edi menuturkan hingga saat ini Tim DVI telah mengidentifikasi 79 jenazah korban yang berasal dari 195 kantong jenazah yang diserahkan Basarnas ke rumah sakit. Edi mengatakan setiap hari tim ahli bakal melakukan sidang rekonsiliasi untuk mengidentifikasi jenazah korban.
"Besok juga akan kami umumkan lagi hasil sidang rekonsiliasinya pukul 13.00," ujarnya.
Edi menjelaskan sebenarnya Basarnas mengirim 196 kantong jenazah. Namun, setelah diperiksa berkurang satu karena hanya berisi properti yang tidak bisa dihitung sebagai data postmortem. "Jadi data yang masuk hanya 195 kantong."
Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi menyatakan pencarian korban pesawat Lion Air PK LQP yang jatuh di Perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, memang telah dihentikan mulai hari ini. "Pencarian Basarnas Pusat kami putuskan untuk ditutup hari ini," kata Syaugi di Jakarta Internasional Container Truck II, Jakarta Utara.
Ia menuturkan perpanjangan masa pencarian telah dilakukan dua kali. Awalnya pencarian korban hanya dijadwalkan selama tujuh hari, lalu diperpanjang menjadi 10 hari dan diperlanjang lagi menjadi 13 hari.
Simak juga :
Bayi Kyara Korban Lion Air Jatuh Teridentifikasi, Kedua Orang Tuanya?
Menurut dia, penghentian pencarian korban oleh Basarnas pusat telah dirapatkan oleh semua pihak yang terkait. Namun, kata dia, Basarnas Jakarta dan Bandung bakal terus melakukan operasi SAR di kawasan Perairan Tanjung Pakis.
"Kalau ada nelayan atau warga yang menemukan jenazah korban Lion Air JT 610 itu, maka bisa laporan langsung ke Basarnas Jakarta atau Bandung," ujar Syaugi lagi. "Mereka juga akan berpatroli di sekitar perairan Karawang."